BOGOR – Bersama Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) Prof Dr Adri Patton, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menjadi penguji luar komisi dalam ujian promosi doktor, terhadap Margiyono—salah satu pengajar di UBT di Kampus Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), Senin (13/8).
Selain memberikan beberapa pertanyaan terkait materi disertasi, yaitu tentang pengembangan model pembangunan berkelanjutan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Gubernur dalam kesempatan itu juga menyampaikan beberapa hal.
Di antaranya, pertama mengenai eksploitasi sumber daya alam berupa batu bara yang dikatakan harus ada pengendalian atau pengurangan produksi. Menurut Irianto, mengabaikan persoalan ini, sebenarnya dilematis. Di satu sisi, benar berkaitan dengan lingkungan hidup. Di sisi lain, pada saat harga batu bara di luar negeri tinggi, seyogianya dilakukan produksi batu bara yang sebanyak-banyaknya. Hal ini untuk meraup devisa negara. Apalagi dengan kondisi ekonomi negara yang seperti sekarang. “Itulah saya katakan dilematis. Seharusnya kita bisa mendapatkan devisa yang besar dengan mengekspor batu bara. Apalagi jika harga tinggi. Tapi di satu sisi kita diharuskan membatasi,” ujar Irianto.
Persoalan lain yang disampaikan Irianto, adalah soal kebocoran wilayah. Kebocoran dimaksud, utamanya dalam hal ekonomi. Di mana, kata Gubernur, banyak sumber pendapatan yang harusnya bisa masuk ke Kaltara (daerah), namun banyak keluar.
“Kita harus akui, penduduk Kaltim dan Kaltara, sebagian besar dari luar daerah. Ini menjadi salah satu faktor kebocoran tadi. Termasuk perusahaan-perusahaan yang ada di Kalimantan, rata-rata kantornya ada di Jakarta. Jadi uangnya ke Jakarta,” ungkap Irianto.
Untuk diketahui, disertasi yang dipresentasikan oleh Margiyono dalam ujian kemarin adalah mengenai pengembangan model pembangunan berkelanjutan di Provinsi Kaltim. Penelitian dilakukan dalam beberapa bidang. Dengan fokus soal ekonomi, serta indikator-indikator lainnya. Dengan tujuan untuk mengetahui keberlanjutan pembangunan wilayah, nilai ekonomi, ekologi dan sosial, serta memberikan alternatif kebijakan pembangunan yang sustainable.
Dalam paparannya, Margiyono membeberkan soal Regional Sustainable Account (RSA) dan Benefit Cost Analisis (BCA). Dari situ dijelaskan soal pandangan ke depan Kaltim, dengan melihat data-data kondisi lingkungan, ekonomi dan sosial sekarang.
Gubernur juga mengucapkan selamat kepada Margiyono yang dinyatakan lulus, dan bergelar Doktor. Dengan harapan akan semakin banyak doktor lain di Kaltara. Sehingga akan tersedia Sumber Daya Manusia (SDM) handal di provinsi baru ini.
“Semoga ilmu dan disertasi yang dihasilkan ini, bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, utamanya di Kaltara,” pungkasnya.(humas)