Gubernur Minta Potensi Perikanan Lebih Dimaksimalkan
TANJUNG SELOR – Salah satu sektor investasi yang berpeluang tumbuh baik di Kalimantan Utara (Kaltara), adalah perikanan dan kelautan. Berdasarkan catatan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltara, potensi sumber daya perikanan dan kelautan melingkupi beberapa sub sektor. Yakni, rumput laut, pertambakan, dengan berbagai komoditi perikanan yang ada.
Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, potensi perikanan yang tahun sebelumnya menyumbang nilai ekspor terbesar dari Kaltara seharusnya bisa lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu, perlu ada pengelolaan yang lebih maksimal.
Sesuai data yang dilaporkan DKP Kaltara, kata Gubernur, potensi rumput laut di provinsi perbatasan ini diprediksi mencapai 256.900,5 ton. Potensi lain, lanjut Irianto yang didampingi Kepala DKP Kaltara H Amir Bakry, adalah pertambakan, yang tercatat mencapai luasan 129.080,10 hektare. Adapula potensi mangrove yang mencapai luasan 180.981,7 hektare. Kemudian garis pantai sepanjang 3.557,66 kilometer, serta terumbu karang mencapai 141,16 hektare dan laut (batas 12 mil) yang luasnya mencapai 731.642,77 hektare.
Dikatakan Gubernur, untuk garis pantai terpanjang berada di Kabupaten Bulungan. Panjangnya mencapai 2.056,39 kilometer. Lalu, Tana Tidung sepanjang 850,98 kilometer, Nunukan 547,69 kilometer, dan Kota Tarakan 102,6 kilometer. “Potensi garis pantai ini, dapat dimanfaatkan untuk beragam hal terkait perikanan dan kelautan. Salah satunya, pariwisata, pengembangan industri perikanan, dan lainnya,” kata Irianto.
Sekaitan dengan pengembangan produktivitas sektor perikanan dan kelautan tersebut, Kaltara memiliki luasan tutupan mangrove di wilayah pesisir yang cukup luas. Adapun tutupan mangrove terluas berada di Nunukan yang mencapai 77.171,3 hektare. Disusul Bulungan dengan luas mangrove 71.320,7 hektare, Tana Tidung 31.901,8 hektare, dan Tarakan 587,9 hektare. “Mangrove ini selain sebagai benteng alam, juga tempat berkembangbiak berbagai biota laut, khususnya ikan, kepiting dan udang. Disamping itu, apabila dikembangkan lebih jauh, mangrove juga dapat menjadi lokasi wisata yang sangat bagus,” jelasnya.
Untuk perikanannya sendiri, berdasarkan hasil analisis data spasial Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) 2017, ada 3 alokasi ruang perikanan tangkap laut. Yakni ruang ikan pelagis yang mencapai luasan 243.294,85 hektare, lalu alokasi ruang ikan demersal dengan luasan 88.561,45 hektare, serta alokasi ruang untuk ikan pelagis dan demersal yang mencapai luasan 174.237,55 hektare.
Ditambahkan oleh H Amir, untuk ikan pelagis, potensi pertahunnya mencapai 21.030 ton untuk ikan ukuran besar dan 69,270 ton untuk ikan berukuran kecil. Sementara produksi perikanan tangkapnya, untuk ikan pelagis berukuran besar mencapai 4.563,51 ton per tahun dan 15.031,59 ton per tahun yang berukuran kecil. “Untuk ikan demersal, potensinya mencapai 17.900 ton per tahun. Sementara produksinya baru mencapai 3.307,1 ton per tahun,” bebernya.
Selain perikanan tangkap, pada semester I 2018, sesuai data DKP Kaltara, komoditi budidaya juga cukup baik. Dimana, budidaya rumput laut, produksinya mencapai 256.900,5 ton. Lalu, Udang Windu mencapai 4.374,65 ton, Udang Vaname 5,24 ton, kepiting 12 ton, dan lainnya. Diketahui juga, ada 19.603 Rumah Tangga Perikanan (RTP) dan Produksi Budidaya di Kaltara pada 2018 dengan total produksi mencapai 263.543.537 kilogram.(humas)