January 17, 2025
Advetorial

Hubungan Perdagangan Lintas Batas Kaltara – Sabah akan Ditingkatkan

  • Juli 12, 2018
  • 2 min read
Hubungan Perdagangan Lintas Batas Kaltara – Sabah akan Ditingkatkan

TANJUNG SELOR – Upaya dagang lintas batas negara di Kaltara terus ditingkatkan. Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie, mengapresiasi pertemuan yang dilakukan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) di Tawau, bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltara dengan Pemerintah Negeri Sabah di Nunukan beberapa waktu lalu.

Dijelaskannya, berdasarkan laporan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kaltara, Hartono, pertemuan tersebut, membahas sejumlah isu terkait perdagangan lintas batas antara Indonesia dan Malaysia, utamanya Sabah dengan Kaltara. Pertemuan itu juga membahas kembali upaya peningkatan perdagangan dan hubungan masyarakat kedua Negara.

Dari pertemuan ini, diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua Negara, dengan dibukanya kembali jalur kerjasama dagang antara keduanya. Seperti diketahui, di kedua wilayah yang berbatasan ini terjadi penurunan volume perdagangan semenjak ditutupnya perdagangan perbatasan tersebut.

“Ini merupakan angin segar untuk masyarakat di perbatasan di kedua Negara, terutama dalam hal perdagangan di perbatasan. Semoga dapat segera mencapai kesepakatan yang diharapkan,” ujar Irianto.

Disebutkannya, di perbatasan, masih banyak masyarakat Indonesia yang bergantung dengan produk makanan dari Malaysia. Alasannya, harga yang terbilang jauh lebih murah. Sebaliknya, permintaan akan hasil perkebunan dan laut Indonesia dalam hal ini Kaltara juga tidak sedikit.

“Sesuatu yang menguntungkan jika Indonesia dan Malaysia membuka jalur perdagangannya terutama di perbatasan. Namun tetap dengan pengawasan baik agar barang illegal juga tidak ikut masuk,” ujarnya.

Dalam berbagai forum baik nasional maupun internasional, Pemprov Kaltara memberikan masukan terutama dalam hal peninjauan ulang Border Trade Agreement (BTA). Menurutnya BTA yang dibuat pada tahun 1970 itu sudah tidak sejalan dengan keadaan saat ini.

“Seperti saat dilaksanakannya Kerjasama Sosial Ekonomi Malaysia-Indonesia (Sosek Malindo) beberapa waktu yang lalu, kita juga mengusulkan ada peninjauan ulang  atas kesepakatan yang dibuat 48 tahun yang lalu itu. Kita harapkan ini merupakan awal baru yang baik dalam hal hubungan perdagangan antar 2 negara ini kedepannya,” tambah Irianto.(humas)