Tarakan- Kraya.id. Bertepatan April tahun 2021, bulan suci ramadhan hadir menyapa umat muslim se-dunia.Berbagai kegiatan diselenggarakan guna menyambut bulan yang sangat dinantikan tersebut.
Oleh sebagian orang, bulan ramadhan dimanfaatkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Hampir setiap umat manusia ingin berbagi kebahagiaan kepada orang lain, terutama untuk orang yang membutuhkan.
Untuk lebih bermanfaat, sebagian organisasi mengisinya dengan kegiatan keagamaan seperti yang dilaksanakan oleh Korps HMI-Wati (Kohati) Komisariat Ekonomi Raya Cabang Tarakan.
Mereka menggelar seminar online atau biasa disebut webinar dengan membahas Future Mother of Civilization yang bertemakan “Ketika Mereka Bertanya Kapan Nikah”.
Ketua Umum Kohati Komisariat Ekonomi Raya (Komekora), Gita Sonia mengatakan, webinar diselenggarakan untuk memberi edukasi pada kalangan remaja dan mahasiswa agar mengetahui hakikat dari menikah.
“Pernikahan sejatinya adalah kebutuhan fitrah. Namun hal itu harus berlandaskan agama maupun referensi lainnya. Kadang tidak semua remaja memahami apa saja langkah-langkah yang harus dilalui saat hendak menikah,” terangnya saat sambutan acara, Jumat (30/4/21) sore.
Pada acara yang berlangsung siang hari itu dinarasumberi oleh Rasmidah, S.E selaku eks Ketua Kohati Cabang Tarakan Periode 2016-2017 yang menjelaskan tentang langkah-langkah dalam menikah.
Menurutnya, beberapa langkah tersebut yakni:
Pertama, mengetahui nilai dari sebuah pernikahan baik dari hukum dan fungsi.
Kedua, penentuan waktu menikah. Ketiga, memahami apa yang harus dicapai dari sebuah pernikahan agar sampai pada kesempurnaan. Keempat, merealisasikan kemudahan pernikahan. Kelima, memahami hak suami dan istri serta yang terakhir mengetahui dan mampu menerapkan peran suami istri dalam kerjasama untuk mencapai hidup bersama.
Di sesi kedua, Hj. Rahmawati, S.Ag, dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tarakan juga memaparkan materi tentang pranikah dalam pandangan Islam.
Menurutnya, menikah adalah ibadah terpanjang dalam hidup, amalan yang 7 kali lipat dibandingkan yang belum menikah.
“Dalam pernikahan, disebutkan ada fase pernikahan dalam rangka memenuhinya kebutuhan secara jasmani maupun rohani,” ucapnya.
Webinar kemudian berakhir setelah sesi tanya jawab usai. Adapun yang memandu jalannya kegiatan ini adalah Restina Dwi Fitri selaku moderator.
Tak berselang lama, pengurus HMI Komisariat Ekonomi Raya kemudian melanjutkan rangkaian acara yakni bagi-bagi takjil ke masyarakat di sekitar sekretariat organisasi di Jalan Imam Bonjol RT 21, Kecamatan Tarakan Tengah.
Ketua Bidang Keumatan, Wahyu Ramdani yang ditemui awak media mengatakan, kegiatan tersebut sebagai bentuk kepedulian HMI Komekora pada lingkungan sekitar.
Hal itu mengingat pada ramadhan kali ini, virus Covid-19 masih terus menunjukkan eksistensinya. Sehingga membuat masyarakat lebih bersabar dan membatasi aktivitasnya.
Wahyu menambahkan, sejak kehadiran virus wabah non alam 2019 lalu, dampak yang ditimbulkan begitu terasa bagi masyarakat.
Secara ekonomi, masyarakat banyak mengalami penurunan secara pendapatan. Alhasil, dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya kadang harus menunggu bantuan dari program pemerintah.
“Kalau kita lihat, banyak masyarakat diluar sana yang kehilangan pekerjaan akibat virus Covid-19. Alhasil, banyak pengangguran dan kemiskinan yang terjadi,” pungkasnya.
Melihat hal itu, lewat gerakan berbagi yang dilakukan organisasi HMI, ia berharap dapat menggerakkan jiwa kemanusiaan khalayak umum agar bahu membahu meringankan beban masyarakat.
Pada sore itu nampak sebelum adzan berkumandang, para kader organisasi hijau hitam itu berkeliling memasuki pelataran rumah warga, mereka membagikan 55 bingkisan untuk berbuka.
Warga yang menerima kedatangannya merasa senang lantaran adanya etikat baik dari para mahasiswa. Tak jarang mereka menanyai dari mana asal muasal para mahasiswa tersebut. (*/van)