Kalimantan Raya, Tarakan – Hiruk pikuk Pasar Gusher Tarakan sejenak berubah. Di tengah deretan kios yang ramai, Bank Indonesia (BI) melalui Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara menyelenggarakan edukasi pengenalan ciri keaslian uang Rupiah. Tak kurang dari 75 pedagang dan pembeli menjadi sasaran program ini, Rabu pagi (7/5).
Mewakili Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara Hasiando G. Manik, Hendra Desta tampil sebagai pemateri. Edukasi itu bukan sekadar seremonial. Para peserta diajak memahami tiga metode sederhana untuk mengenali uang asli: Dilihat, Diraba, dan Diterawang.
“Ini adalah bagian dari upaya kami memastikan masyarakat paham cara membedakan uang asli dan palsu,” ujar Hendra di hadapan peserta.
Metode 3D itu mencakup pengenalan benang pengaman yang tampak dianyam pada pecahan besar, serta fitur Color Shifting dan Latent Image yang memperlihatkan gambar tersembunyi pada sudut tertentu. Tak hanya itu, tekstur kasar dari cetakan intaglio dan kode khusus untuk tunanetra menjadi bagian penting dalam pengenalan uang asli.
Pada bagian akhir, Hendra mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan kembali uang yang diragukan keasliannya. “Segera laporkan ke Bank Indonesia atau bank terdekat untuk klarifikasi,” tegasnya.
Program ini, lanjut Hendra, akan terus dijalankan secara rutin, merambah pasar, sekolah, dan komunitas. Edukasi serupa juga akan digalakkan melalui platform digital, memastikan pemahaman yang lebih luas.
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia memiliki kewenangan tunggal dalam menentukan keaslian Rupiah. Dengan edukasi ini, masyarakat diharapkan lebih waspada dan cerdas dalam mengenali uang yang mereka gunakan sehari-hari.
