Soal Skandal KIP-K Poltekbiskal, Kampus Akui Minim Kuota Tapi Tepis Isu Skema Pembagian & Pemotongan Wajib
KALIMANTAN RAYA, TARAKAN – Direktur Politeknik Bisnis Kaltara (Poltekbiskal), Ana Sriekaningsih, akhirnya buka suara menanggapi dugaan penyalahgunaan dan pemotongan dana beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) yang dikeluhkan sejumlah mahasiswa angkatan 2025. Pihak kampus membantah tegas praktik pemotongan tersebut, dengan alasan dana KIP-K untuk tahun anggaran 2025 hingga kini belum dicairkan.
“Pada dasarnya nggak ada ya. Dan KIP 2025 itu belum ada, belum cair,” jelas Ana Sriekaningsih saat dikonfirmasi awak media, menanggapi polemik yang beredar.
Ana menekankan bahwa jika ada pemberitaan mengenai adanya pemotongan atau skema pembagian dana saat ini, informasi tersebut tidak valid karena secara administrasi dana beasiswa tersebut belum masuk ke kampus maupun rekening penerima.
Mengenai dugaan skema satu kuota KIP K dibagi untuk tiga mahasiswa yang berujung pada pemotongan dana Bantuan Biaya Hidup (BBH) sebesar Rp1,3 Juta per orang, Ana Sriekaningsih juga membantah adanya intervensi kampus.
Ia menegaskan bahwa keputusan untuk berbagi dana sepenuhnya diserahkan kepada penerima beasiswa masing-masing.
“Enggak ada-enggak ada terserah anaknya mau berbagi ke teman silakan mau enggak juga silakan, enggak ada,” tegas Ana, membantah adanya paksaan institusi dalam pembagian dana.
Menurutnya, informasi yang terlanjur beredar dan viral di kalangan mahasiswa dianggap sebagai miskomunikasi. “Ya gini mas, kan sebenarnya kalau berbagi itu baik aja. Tapi yang nama juga anak-anak gitu ya, sudah keluar. Begitu kayak dianggap sesuatu yang sudah disahkan gitu loh. Enggak, enggak ada. Jadi kembali lagi terserah mahasiswa,” tambahnya.
Terkait kuota KIP K 2025 yang hanya terealisasi delapan kuota dari janji awal 200 kuota, Ana Sriekaningsih membenarkan jumlah delapan kuota tersebut, sambil merincikan sumbernya, enam kuota dari LLDIKTI dan dua kuota merupakan aspirasi yang dibawa oleh anggota dewan.
Ana mengakui bahwa jumlah perolehan kuota tahun ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun hal ini di luar kendali kampus.
“Perolehan tahun ini atau pembagian tahun ini nggak sebesar yang dulu, harapan kami juga banyak, cuman ya gimana pemerintahannya juga efisiensi gitu loh, kan nggak bisa juga maksa ya,” tutupnya, menyesalkan adanya pemberitaan negatif yang beredar di tengah kondisi efisiensi anggaran pemerintah.





