
Kalimantan Raya, Tarakan – Aliansi Gabungan Organisasi Masyarakat (ormas) Adat Daerah Kota Tarakan menggelar aksi damai menolak keberadaan Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Kalimantan Utara khususnya Kota Tarakan. Aksi ini berlangsung pada Sabtu (17/5) pagi, diikuti oleh sekitar ratusan orang peserta yang berkumpul di Balai Adat Keramat, kemudian dilanjutkan dengan konvoi menuju titik aksi di depan Grand Tarakan Mall (GTM).
Aksi dimulai dengan orasi dari setiap perwakilan ormas yang tergabung dalam aliansi. Masing-masing perwakilan menyampaikan kekhawatiran dan penolakan mereka terhadap kehadiran GRIB Jaya, menekankan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di Kota Tarakan. Setelah itu, aliansi membacakan pernyataan sikap menolak kehadiran GRIB Jaya.
Sebagai penutup, seluruh perwakilan ormas yang hadir melakukan penandatanganan petisi yang menyatakan sikap penolakan tersebut, sebagai bentuk komitmen bersama dalam menjaga kondusifitas daerah.
Ricky Febriansyah, Koordinator Lapangan aksi ini, menegaskan bahwa masyarakat lokal Kota Tarakan menolak keras kehadiran GRIB Jaya di Kalimantan Utara. “Alhamdulillah aksi pagi ini didukung oleh teman-teman adat lokal, semuanya berjalan secara aman, damai, dan kondusif,” ujarnya.
Ricky menyampaikan bahwa pemerintah, khususnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), harus lebih teliti dalam melegalitaskan organisasi baru di Kota Tarakan. “Bumi Paguntaka Tarakan ini punya adat, tatanan, dan budaya. Jangan sampai kondusifitas dan kamtibmas Kota Tarakan terganggu gara-gara organisasi baru,” tegasnya.
Menurutnya, kekhawatiran ini didasari oleh sejumlah insiden yang dikaitkan dengan GRIB Jaya di daerah lain, seperti aksi pembakaran mobil dan bentrokan antarormas. “Kaltara ini sudah aman, jangan sampai dengan masuknya organisasi baru, kondusifitasnya terganggu,” tambah Ricky.
Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Tidung Ulun Pagun (LATUP) Tarakan, H. Abdul Wahab, secara tegas menyatakan penolakannya terhadap kehadiran GRIB Jaya di Tarakan. “Kaltara ini sudah aman atas perlindungan Gubernur Kalimantan Utara, Kapolda Kaltara, dan Korem Kaltara. Tidak perlu ada lagi organisasi yang masuk ke Tarakan. Jika GRIB ingin masuk, kami tolak mentah-mentah,” tegas Abdul Wahab.
Aksi ini diikuti oleh berbagai ormas adat yang tergabung dalam aliansi, antara lain YLBDTB (Yayasan Lembaga Dayak Tidung Bersatu), LATUP (Lembaga Adat Tidung Ulun Pagun), Tameng Adat Borneo, Bulu Tunggal, IPBB, Gepak Kuning, PM SART (Serdaduq), LPADKT-KU, PERPEDAYAK, BAPASAK, PUSAKA, LAUNG KUNING BANJAR, GALAK, Jubah Hitam Gepak, Pasukan Merah Nusantara, dan TABAS.
Hingga akhir aksi, situasi tetap berjalan damai dan kondusif, tanpa adanya insiden yang mengganggu keamanan atau ketertiban masyarakat.