Lonjakan Barang dan Penumpang Warnai Perkembangan Transportasi Kalimantan Utara

Kalimantan Raya, Tanjung Selor – Mobilitas transportasi di Provinsi Kalimantan Utara pada April 2025 menunjukkan tren campuran. Sementara arus barang melalui jalur laut mengalami lonjakan signifikan, jumlah penumpang baik di moda udara maupun laut justru mencatatkan penurunan.
Menurut laporan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara yang dirilis 2 Juni 2025, tercatat penurunan jumlah penumpang pesawat yang berangkat dari bandara di provinsi ini sebesar 6,13 persen, dari 31.085 orang pada Maret menjadi 29.178 orang pada April. Di sisi lain, jumlah pesawat yang berangkat turun dari 747 menjadi 701 unit atau menyusut 6,16 persen.
Namun menariknya, jumlah penumpang yang datang melalui udara justru melonjak 43 persen, dari 24.452 menjadi 34.982 orang. Kepala BPS Kaltara, Mas’ud Rifai, menyebut fluktuasi ini sebagai dampak dari faktor musiman dan perbedaan kegiatan antar wilayah.
“Kedatangan melonjak cukup tinggi, namun keberangkatan justru turun. Ini bisa jadi berkaitan dengan arus kunjungan lokal dan efisiensi rute penerbangan,” ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi KaltaraRaya.
Di sektor angkutan laut, jumlah penumpang yang berangkat mengalami penurunan 8,76 persen menjadi 22.822 orang, namun sebaliknya, penumpang yang datang meningkat drastis hingga 116 persen, dari 13.508 menjadi 29.187 orang.
Sementara itu, volume barang yang dimuat kapal laut di seluruh pelabuhan utama Kaltara naik tajam hingga 62,86 persen, dari 930 ribu ton menjadi 1,51 juta ton. Barang yang dibongkar pun meningkat 61 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pelabuhan Tanjung Selor dan Pulau Bunyu mencatat kenaikan paling signifikan.
Transportasi sungai dan penyeberangan juga mencatat geliat. Jumlah penumpang speedboat yang berangkat maupun datang pada April mencapai 90.896 orang, meningkat 27 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, secara kumulatif Januari-April 2025, terjadi sedikit penurunan sebesar 1,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, lalu lintas bagasi dan kargo melalui bandara menunjukkan dinamika tajam. Bagasi yang dimuat naik 14 persen, sementara yang dibongkar melonjak hingga 164 persen. Namun, untuk kargo, tren justru melemah. Kargo muat turun 30 persen, dan kargo bongkar turun lebih dari 66 persen dibanding Maret.
BPS menyebutkan bahwa data ini mencerminkan tantangan sekaligus potensi wilayah perbatasan seperti Kalimantan Utara dalam menjaga konektivitas dan distribusi logistik di tengah fluktuasi mobilitas masyarakat.