June 8, 2025
Kaltara Nunukan

Lumpur Hambat Iring-Iringan Jenazah, Warga Krayan Ultimatum Pemerintah

  • Juni 8, 2025
  • 2 min read
Lumpur Hambat Iring-Iringan Jenazah, Warga Krayan Ultimatum Pemerintah

Kalimantan Raya, Nunukan – Iring-iringan pengantaran jenazah di Kecamatan Krayan Timur, Kabupaten Nunukan, kembali terhambat akibat kondisi jalan yang memprihatinkan. Akses sepanjang 6,36 kilometer dari Pa’rayah ke Long Umung, yang merupakan jalur provinsi, berubah menjadi medan lumpur setelah diguyur hujan, menyulitkan warga membawa jenazah almarhum Pdt. Henri ke rumah duka.

Camat Krayan Timur, Liantoni, menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tersebut. Ia menilai kerusakan jalan yang sudah berlangsung lama merupakan bentuk ketidakpedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat di wilayah perbatasan.

“Situasi seperti ini bukan baru sekali terjadi. Tapi belum juga ada langkah konkret dari pemerintah. Ini harus jadi perhatian serius pimpinan kita,” ujar Liantoni, Minggu (1/6), melalui pesan singkat.

Jalur penghubung antar kampung itu seharusnya bisa dilalui dengan mudah. Namun, saat musim hujan, jalan tanah berubah menjadi genangan lumpur yang menghalangi kendaraan, termasuk ambulans.

“Kita butuh akses layak, bukan sekadar janji. Bagaimana bisa mobil ambulans lewat kalau jalannya seperti kubangan lumpur?” tambahnya.

Rasa duka warga berubah menjadi kemarahan. Salah satu warga, Rian, bahkan mengancam akan memboikot perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia bila tak ada tindakan nyata dari pemerintah.

“Kalau tidak ada perbaikan dalam waktu dekat, kami siap kibarkan bendera setengah tiang saat HUT RI nanti. Itu simbol bahwa akal sehat negara dalam membangun perbatasan sudah mati,” tegas Rian.

Diperkirakan, setidaknya dibutuhkan anggaran sebesar Rp 5 triliun untuk menyambungkan jalur darat Krayan ke Malinau dengan infrastruktur yang memadai. Namun hingga kini, belum terlihat progres signifikan, meski sebelumnya Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) telah meninjau langsung kerusakan jalan dan jembatan di kawasan tersebut pada Mei 2025.

Warga Krayan Timur berharap, peristiwa tragis ini membuka mata pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengambil langkah konkret memperbaiki infrastruktur, bukan hanya sebatas tinjauan dan wacana.

“Kami tidak minta lebih, hanya ingin akses hidup yang layak di tanah sendiri,” pungkas Rian dengan nada kesal.

Leave a Reply