Raksasa Industri Baterai Asal China, GEM, Siap Gelontorkan Rp 130 Triliun untuk Bangun Kawasan Industri Hijau di Kaltara

Kalimantan Raya, Bandung – Perusahaan pengolahan dan daur ulang bahan baku baterai asal Tiongkok, GEM Co. Ltd., akan menanamkan investasi senilai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 130 triliun untuk membangun Indonesia Green Industrial Park (IGIP) di Kalimantan Utara.
“Indonesia adalah masa depan industri pengolahan nikel dan bahan baku baterai,” kata Pendiri dan Komisaris Utama GEM, Xu Kaihua, dalam kunjungannya ke Kampus ITB Jatinangor, Sabtu (24/5).
Xu menyebut pembangunan IGIP merupakan bagian dari kelanjutan proyek hilirisasi mineral yang sudah dijalankan perusahaan di Indonesia. Saat ini, GEM telah mengoperasikan pabrik pengolahan nikel di Morowali melalui perusahaan patungan QMB.
Menurut Xu, fasilitas tersebut memungkinkan Indonesia menghasilkan produk bernilai tambah seperti Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), bahan utama baterai kendaraan listrik. “Dulu nikel Indonesia hanya dipakai untuk stainless steel. Sekarang saatnya masuk ke produksi nikel hijau,” ujarnya.
Investasi tahap awal IGIP diperkirakan mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 32,5 triliun. Nilai itu akan terus bertambah hingga mencapai target maksimal. Kawasan ini ditargetkan menjadi pusat industri baterai ramah lingkungan dan berteknologi tinggi.
Xu juga menegaskan komitmen perusahaannya untuk memberdayakan tenaga kerja lokal. Sejumlah posisi strategis di pabrik milik GEM disebut sudah diisi oleh warga Indonesia. Perusahaan bahkan menargetkan tenaga kerja lokal menduduki posisi pimpinan dalam proses produksi.
Pengembangan sumber daya manusia lokal tersebut menjadi bagian dari inisiatif Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra Baru yang digagas pemerintah Tiongkok. Xu menyebut program itu sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan yang melibatkan negara mitra.
Xu hadir di Indonesia sebagai anggota Komisi Pengarah United Nations Global Compact (UNGC). Pertemuan UNGC berlangsung di Laboratorium kolaboratif GEM-CSU-ITB di Jatinangor dan dihadiri sejumlah pimpinan perusahaan global.
Beberapa tokoh yang hadir antara lain Marjorie Yang dari Esquel Group, Kanika Dewan dari Ka Design Atelier, serta Cheri Nursalim dari GITI Group, yang menjadi perwakilan dari Indonesia.