Tunggu PCR Tiba, Kaltara Terapkan TCM-SARSCov
TARAKAN – Pada kesempatan melakukan kunjungan kerja ke Kota Tarakan, kemarin (19/5) pagi, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menyampaikan kabar gembira terkait percepatan penanganan pasien Covid-19 di Kaltara. Menurutnya, pada akhir Mei ini, Kaltara sudah dapat melakukan pemeriksaan spesimen Covid-19 menggunakan perangkat tes cepat molekuler (TCM). “Cartridge-nya, cartridge khusus SARSCov yang diimpor dari Amerika Serikat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pemerintah daerah belum dibenarkan membelinya secara langsung atau mandiri,” kata Irianto.
Kemenkes akan membagikan cartridge tersebut ke setiap daerah yang dianggap layak atau telah memiliki laboratorium yang memadai untuk melakukan TCM. Kaltara salah satunya, tepatnya di RSUD Tarakan dan RSUD Nunukan. Lebih jauh, metode TCM-SARSCov sendiri yang menggunakan hasil dari swab. Hasil swab yang diekstrasi dimasukkan ke dalam cartridge untuk kemudian dianalisasi secara komputer. Dan hasilnya akan terbaca sekitar 45 menit.
“Untuk tahap pertama ini, Kaltara terima 120 cartridge, 60 untuk RSUD Nunukan, dan 60 untuk RSUD Tarakan. Hanya saja, dikarenakan syarat dalam pemeriksaan TCM-SARSCov harus memiliki BSC (Biological Safety Cabinet), dan minimal itu harus level 2 sehingga baru RSUD Tarakan yang memenuhi syarat tersebut. Otomatis pengiriman cartridge untuk RSUD Nunukan dikirim ke RSUD Tarakan,” jelas Irianto. Diketahui, setiap orang perlu pengujian sampai 2 sampel.
Di Kaltara sendiri, total ada 8 alat TCM tersebar di rumah sakit dan puskesmas se-Kaltara. Sedianya, TCM digunakan untuk pemeriksaan TBC secara komputer. Hanya saja, ada pengembangan baru, sehingga pemeriksaan COVID-19 bisa dilakukan dengan metode TCM. “Jadi TCM bukan untuk TBC saja, tapi dengan memiliki cartridge khusus (SARSCov) yang disematkan ke dalam CPU TCM, TCM juga bisa digunakan untuk mendeteksi COVID-19,” urai Gubernur.
Hasil pemeriksaan TCM-SARSCov di RSUD Tarakan pun tak bisa langsung dirilis. Tapi harus dikirim ke pusat penelitian dan pengembangan (Litbang) Kemenkes di Jakarta sebagai perbandingan. “Ini untuk menerima validasi hasil positif dan negatifnya,” kata Irianto.
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kaltara, Agust Suwandy menuturkan bahwa untuk tahap awal, TCM-SARSCov di RSUD Tarakan tidak diperuntukkan bagi umum. Diutarakannya, untuk saat ini, penggunaannya diperioritaskan untuk PDP yang sudah menunggu lama akan keputusan sembuh atau tidak. Kemudian gawat darurat, seperti PDP yang harus diputuskan negatif atau positif untuk penanganannya. Lalu untuk PDP yang meninggal dunia.
“Ini dilakukan sambil menunggu alat PCR datang. Info terakhir, peralatannya sudah mau dikirim, bahkan telah di-packing. Kita juga tengah mempersiapkan ruangan yang akan digunakan untuk tes PCR, serta menunggu alat bertekanan negatif karena wajib dimiliki untuk mengamankan virusnya agar tidak terpapar ke luar laboratorium,” tutupnya.(humas)