KALIMANTAN RAYA, EKONOMI – Sektor intermediasi perbankan di Kalimantan Utara menunjukkan dinamika yang kontras namun kuat, menurut rilis KPwBI Provinsi Kaltara pada 16 Oktober 2025. Penyaluran kredit kepada masyarakat dan korporasi melesat tajam, khususnya untuk investasi, sementara itu penarikan Dana Pihak Ketiga (DPK) justru mengalami kontraksi.
Kinerja perbankan Kaltara sangat agresif dalam menyalurkan pembiayaan, di mana pertumbuhan Kredit/Pembiayaan tercatat sangat tinggi, mencapai 55,67% secara tahunan (year-on-year) pada September 2025. Pertumbuhan ini didukung oleh seluruh jenis penggunaan kredit.
Sorotan utama jatuh pada Kredit Investasi yang melonjak hingga 131,75% (yoy). Angka ini menjadi indikator utama geliat pembangunan dan ekspansi modal yang dilakukan di daerah. Kredit Investasi yang masif ini bertujuan untuk mendukung penguatan kapasitas produksi, terutama di sektor unggulan Kaltara.
“Lonjakan signifikan pada Kredit Investasi mencerminkan kepercayaan perbankan terhadap prospek ekonomi Kaltara di masa depan, utamanya dalam mendukung hilirisasi industri dan proyek strategis,” demikian disimpulkan dari laporan KPwBI Kaltara.
Sektor industri pengolahan menjadi penerima terbesar dari lonjakan kredit ini, mendominasi penyaluran dengan pangsa 26,89% dan mencatatkan pertumbuhan 153,85%. Kredit Modal Kerja juga tumbuh 32,81% dan Kredit Konsumsi tumbuh 9,95%, melengkapi gambaran penyaluran kredit yang merata di berbagai lini ekonomi.
Namun, di sisi penghimpunan dana, perbankan di Kaltara menghadapi tantangan. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat terkontraksi sebesar -4,49% (yoy). Kontraksi ini terutama disebabkan oleh Giro (-6,17% yoy) dan Deposito (-22,49% yoy), sementara komponen Tabungan masih menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,79% (yoy). Penurunan ini dapat mengindikasikan bahwa dana masyarakat beralih ke instrumen investasi lain atau digunakan untuk aktivitas konsumsi.
Di segmen usaha kecil, penyaluran Kredit UMKM juga mencatatkan kontraksi sebesar -1,01% (yoy), dengan total nominal outstanding mencapai Rp5,58 triliun. Penyaluran terbesar adalah kepada sektor perdagangan besar dan eceran.
Meskipun dinamika intermediasi cukup kontras, kualitas kredit secara umum tetap terjaga. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) Kaltara berada di level aman, yakni 0,95%. Angka ini jauh di bawah threshold 5%, menegaskan kesehatan keuangan perbankan di Kaltara tetap dalam kondisi baik dan risiko gagal bayar yang rendah. Kondisi ini memberikan ruang yang cukup bagi perbankan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit, khususnya investasi, tanpa mengorbankan stabilitas sistem keuangan.





