Kaltara Dapat 4.553 Unit LTSHE

0

TANJUNG SELOR – Sebagai Provinsi yang memiliki daerah masuk kategori 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Salah satunya dalam pemenuhan energi listrik masyarakat. Pada 2019 ini, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyerahkan 98.481 unit LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat Energi) di Seluruh Indonesia. Di mana 4.553 unit di antaranya untuk membantu penerangan rumah warga di sejumlah desa di Kaltara.

Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengatakan, penyerahan 4.553 unit LTSHE secara simbolis telah diterima oleh seluruh perwakilan provinsi penerima beberapa waktu lalu. Program LTSHE, terangnya, bertujuan untuk menerangi rumah warga di desa-desa yang selama ini masih gelap. Utamanya desa di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, daerah terisolir, serta pulau terdepan yang jauh dari jangkauan PLN.

Rencananya 4.553 Unit LTSHE ini, kata Irianto, akan disebar ke 3 Kabupaten di Kaltara. Yaitu, Kabupaten Malinau mendapatkan 1.007 Unit untuk 3 Kecamatan, Kabupaten Bulungan mendapatkan 1.587 Unit untuk 6 Kecamatan, serta Kabupaten Nunukan mendapatkan 1959 Unit untuk 9 Kecamatan.

Kota Tarakan tidak diberikan, seperti informasi dari Dinas ESDM Kaltara, karena sudah dianggap 100 persen teraliri Listrik oleh PLN. Sedangkan Kabupaten Tanah Tidung juga tidak mendapatkan jatah, karena terlambat menyerahkan data ke Dinas ESDM Provinsi Kaltara.

“Usulan yang disampaikan provinsi ke pusat, sesuai dari data dan usulan kabupaten. Tahun ini KTT belum dapat, karena data yang masuk ke Dinas Provinsi, setelah usulan sudah kita sampaikan ke pusat,” kata Gubernur, yang didampingi Kepala Dinas ESDM, Ferdy Manurun Tanduklangi.

Sesuai informasi dari Kementerian ESDM saat penyerahan secara simbolis, diungkapkan Gubernur, mulai 25 Juni 2019 sudah dimulai proses pabrikan. Ditargetkan pengerjaannya selesai semuanya pada Oktober 2019. “LTSHE yang dibuat ini tidak bisa diperjualbelikan, karena setiap unit diberi code barcode, yang penyebarannya by name by address. LTSHE ini diberikan secara gratis untuk masyarakat sesuai alokasi usulan yang disampaikan pemerintah provinsi,” jelasnya.

Disebutkan, komponen LTSHE yang diberikan per unit terdiri dari 4 lampu LED yang setara dengan 40 W lampu pijar, saklar tarik atau remote control untuk mengatur output cahaya dan waktu penggunaan, HUB dan USB untuk mengisi daya baterai, chip manajemen energi, dan baterai lithium. Jika mendapatkan panas maksimal, lampu akan tahan nyala selama 2 hari. Gubernur pun berharap masyarakat yang menerima paket LTSHE ini agar selalu merawat. Supaya pemanfaatannya dapat optimal dan sebagai antisipasi tanggap darurat bencana.

Selain ribuan paket LTSHE, Irianto melalui Ferdy mengatakan, tahun ini Provinsi Kaltara juga akan mendapatkan 300 Unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS). Direncanakan pemasangan mulai dilakukan pada Oktober hingga akhir tahun nanti. PJUTS ini akan dipasang pada bahu jalan yang belum ada penerangannya. Dengan rincian, dari 5 Kabupaten/Kota, Tarakan mendapatkan 55 Unit, Bulungan 50 Unit, KTT 40 Unit, Nunukan 30 Unit, Sebatik 30 Unit, Kabudaya 30 Unit, Bunyu 15 Unit dan Pulau Sadau 10 Unit. Tahun sebelumnya Kaltara telah mendapatkan 279 Unit dan sudah terpasang serta dinikmati oleh masyarakat Kaltara.

Ditambahkan Ferdy, sesuai usulan dan informasi yang disampaikan pihak ESDM, pada 2020 nanti Kaltara dipastikan akan mendapatkan 80 Unit Rooftop atau panel PLTS tang akan dipasang untuk daerah yang belum teraliri listrik.

“Yang akan mendapatkan masih diseleksi. Syaratnya, untuk mendapatkan PLTS RoofTop (Tenaga Surya Atap), harus memiliki atap yang kuat. Jika ada pohon tinggi di samping bangunan harus ditebang dan tidak ada penggantian, dan atap harus menghadap ke arah timur dan dimiringkan sedikit 10 derajat agar mendapatkan tenaga surya yang maksimal,” terangnya.

Untuk melakukan survei, Tim dari Kementerian ESDM yang akan turun langsung ke lapangan untuk design pemasangan. Sementara Tim Provinsi akan membantu dalam hal pendampingan dan penghubung ke lapangan.

PLTS Rooftop ini, sebutnya, ada 2 jenis. Yaitu In-Grid (Terhubung PLN) dan Off-Grid (Tidak Terhubung PLN). Sesuai usulan, pihak Dinas ESDM lebih mengutamakan yang Off-Grid, karena akan dialokasikan di daerah yang belum terhubung PLN. “PLTS Rooftop ini akan dipasang di Fasilitas Umum (Mesjid, Gereja, Balai Adat, dan Kantor Desa),” imbuhnya.

Program pemerintah ini dapat meningkatkan listrifikasi, rumah tangga berlistrik dengan menggunakan potensi sumber daya pembangkit yang dimiliki dan kegiatan masyarakat juga dapat terbantu. “Untuk penyebaran dan pengerjaan LTSHE dan PJUTS ini akan segera disahkan oleh Surat Perintah yang ditanda tangani langsung oleh Gubernur Kaltara, selaku wakil pemerintah pusat di daerah,” kata Ferdy. (humas)

Share.

Leave A Reply