May 18, 2025
Kaltara Nasional

Kaltara di Ujung Negeri, Bergantung pada Negeri Jiran

  • Mei 1, 2025
  • 2 min read
Kaltara di Ujung Negeri, Bergantung pada Negeri Jiran

Kalimantan Raya, Jakarta – Sudah 78 tahun Indonesia merdeka, namun bagi sebagian warga Kalimantan Utara, kemerdekaan itu masih terasa semu. Di hadapan anggota Komisi II DPR RI, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengeluhkan getirnya kehidupan masyarakat di wilayah perbatasan yang justru lebih bergantung pada negeri jiran.

“Ada dua wilayah kami dan beberapa lainnya yang akses daratnya belum tembus, pimpinan,” ujar Zainal, Senin (24/8), di Kompleks Parlemen, Jakarta. “Semua harus pakai moda udara atau menyusuri sungai yang arung jeramnya sudah kami lalui semua.”

Ketergantungan itu bukan tanpa sebab. Buruknya infrastruktur dan minimnya akses transportasi membuat distribusi logistik dari dalam negeri tersendat. Akibatnya, kebutuhan pokok warga pun banyak dipasok dari Malaysia.

“Untung mereka masih NKRI, tapi perutnya Malaysia, Pimpinan. Kita ini negara besar, tapi sangat memalukan kalau semua tergantung dari Malaysia,” ungkap Zainal tanpa tedeng aling-aling.

Situasi ini turut berdampak pada lonjakan harga pangan dan bahan bangunan. Pemerintah Provinsi Kaltara sejatinya telah menganggarkan dana Rp15 miliar per tahun untuk subsidi angkutan orang dan barang ke wilayah perbatasan. Namun, Zainal menyebut angka itu bisa menyusut seiring kebijakan efisiensi anggaran di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Di tengah keterbatasan itu, secercah harapan datang dari kerja sama lintas provinsi. Gubernur Kalimantan Utara bersama Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud telah menyepakati pembangunan jalan perbatasan yang menghubungkan Kecamatan Long Bagun di Mahulu, Kaltim sepanjang 120 kilometer, dengan Kecamatan Apau Kayan, Malinau, Kaltara sejauh 22 kilometer.

“Alhamdulillah, kita sepakat membangun jalan perbatasan yang akan menjadi penghubung antara Kaltim dan Kaltara,” ujar Rudy Mas’ud saat pertemuan di kediaman dinasnya di Gunung Bahagia, Balikpapan, Minggu (27/4). “Kaltara ini saudara kandung Kaltim, hanya dipisahkan oleh batas administrasi.”

Perbatasan boleh saja memisahkan, tapi suara gubernur per hari ini menegaskan bahwa KESEJAHTERAAN tidak boleh punya JARAK.