April 19, 2025
Advetorial

Kaltara Kebagian Program Sambungan Listrik 1.500 Rumah Tangga

  • Januari 16, 2020
  • 2 min read
Kaltara Kebagian Program Sambungan Listrik 1.500 Rumah Tangga

TANJUNG SELOR – Rencananya, pada tahun ini akan dilakukan
penyambungan listrik terhadap 1.500 rumah tangga pada 25 lokasi di
wilayah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Program ini akan dilakukan
oleh PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Kalimantan Timur-Kalimantan Utara
(Kaltimra). Demikian disampaikan Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie
usai menerima audiensi rombongan PLN UIW Kaltimra yang dipimpin
General Manager (GM) PLN UIW Kaltimra, Sigit Wicaksono di ruang rapat
lantai 1 Kantor Gubernur Kaltara, Rabu (15/1).
Program tersebut disambut baik Irianto. “Nanti akan kita sinkronkan dengan
program Pemprov (Pemerintah Provinsi) Kaltara. Dan, PLN UIW Kaltimra
juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi,” jelas Gubernur.
Selain itu, pihak PLN UIW Kaltimra juga melaporkan soal ketersediaan daya
listrik untuk sistem Tanjung Selor. Dimana, eksisting beban puncak sebesar
13 megawatt (MW), sementara daya mampu mencapai 19 MW. “Artinya,
ada kelebihan daya yang selama ini menjadi cadangan. Dalam kata lain,
apabila tak ada masalah teknis di lapangan atau kasus insidentil, pasokan
listrik pada sistem Tanjung Selor cukup berlebih,” urai Irianto.
Tak itu saja, pada kesempatan tersebut, Gubernur menyampaikan
permohonan dukungannya terhadap pemanfaatan seluruh sumber daya
energi yang ada di Kaltara. “Salah satunya, sumber daya sungai untuk
pembangunan PLTA,” ungkap Gubernur.
Gubernur juga menyatakan bahwa Pemprov Kaltara mendorong perusahaan
tambang batubara yang ada di Kaltara untuk membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU). “PLTU mulut tambang ya. Karena jauh lebih
murah,” ulas Irianto.
Keberadaan PLTU mulut tambang ini, diproyeksikan sebagai penyuplai
energi transisi bagi Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI)
Tanah Kuning-Mangkupadi dan Ibukota Negara yang baru di Provinsi
Kalimantan Timur (Kaltim). “Kenapa menjadi sumber energi transisi?
Karena, meski PLTA nanti telah terbangun, setidaknya butuh waktu 2
sampai 3 tahun agar dapat dimanfaatkan secara optimal,” tutup
Gubernur.(humas)