December 9, 2024
Advetorial

Masyarakat Diajak Lestarikan Budaya di Tengah Perubahan Zaman

  • Desember 11, 2018
  • 3 min read
Masyarakat Diajak Lestarikan Budaya di Tengah Perubahan Zaman

– Strategi Budaya Nasional Diserahkan ke Presiden

JAKARTA – Mewakili Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Dr Sigit Muryono menghadiri Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (9/12) petang lalu.

Dalam kesempatan itu, sekaligus juga dilakukan penyerahan dokumen strategi budaya Indonesia yang dihasilkan melalui kongres tersebut langsung kepada Presiden RI Joko Widodo. Strategi budaya nasional sendiri, merupakan rangkuman dari strategi budaya daerah dalam bentuk dokumen Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yang sebelumnya diterima dari seluruh provinsi se-Indonesia. Termasuk dari Kaltara.

Sigit mengatakan, meski sebagai provinsi termuda, Kaltara termasuk provinsi yang mampu menyelesaikan penyusunan dokumen PPKD paling cepat. Salah satu hal positif dengan diselesaikannya PPKD, dikatakannya, Kaltara berhasil memasukkan beberapa karya budayanya untuk mendapatkan sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional. “Salah satu indikator untuk penilaian terhadap WBTB, adalah berdasarkan dokumen PPKD yang ditandatangani gubernur. Alhamdulillah kita dapat menyelesaikan duluan,” kata Sigit.

Diungkapkan Sigit, sesuai data pada PPKD, ada sekitar 405 budaya yang terindentifikasi di Kaltara. Menurutnya, ada dua identifikasi kuat yang dilakukan Disdikbud, yakni pertama mengenai tenaga guru dan kependidikan. Terbukti dari database yang dilaporkan, Kaltara merupakan yang terbaik. Kemudian yang kedua identifikasi berupa database kebudayaan. “Pembuatan dokumen PPKD ini, merupakan amanah dari Undang-Undang (UU) RI Nomor 5 Tahun 2017, tentang Kemajuan Kebudayaan,” ungkapnya.

Dijelaskan, PPKD merupakan modal awal penyusunan strategi kebudayaan nasional yang berisi visi besar arah kemajuan kebudayaan Indonesia. Sigit menyebutkan, harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy adalah pendataan kebudayaan terus dilakukan dan dimutakhirkan. Dalam arti tidak berhenti saat sudah ditandatangani oleh kepala daerah.

Sementara itu dalam arahannya, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus aktif meluhuri dan melestarikan budaya bangsa Indonesia. Apalagi mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin cepat serta semakin tingginya penetrasi budaya lain yang masuk ke Indonesia. “Kita harus selalu ingat untuk terus aktif meluhuri kebudayaan Indonesia, kebudayaan nusantara dan sekaligus menguatkan dan mengembangkannya dalam menghadapi perkembangan zaman tersebut, “ kata Presiden.

Presiden meyakini bahwa bangsa Indonesia memiliki kekhasan sendiri dibanding bangsa-bangsa lain. Menurutnya, kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta peradaban bangsa Indonesia lahir dari pengalaman panjang menghadapi perkembangan zaman dan upaya dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ada. “Oleh karena itu, mengakar kuat kepada peradaban Indonesia adalah utama. Namun, menjaga budaya untuk terus tumbuh di tengah interaksi belantara budaya-budaya dunia adalah tantangannya,” urai Presiden.

Fenomena perkembangan teknologi transportasi dan informasi yang semakin canggih dan cepat, lanjut Presiden, membuat lalu lintas dan interaksi budaya semakin padat dan kompleks. Baik itu berupa interaksi antarkelompok dan antarbangsa, interaksi antarkearifan termasuk interaksi antara yang lama dengan yang baru. “Tetapi yang paling penting, adalah budaya kesadaran masyarakat bawah untuk meraih kesejahteraan guna meraih kemajuan, jangan sampai sirna. Dan dalam lalu lintas pemikiran dan gagasan yang semakin kompleks ini memang potensi gesekan juga semakin tinggi. Namun harus diingat peluang untuk toleransi dan kolaborasi sinergi juga selalu terbuka lebar,” tutur Presiden.

Untuk menghadapi kompleksitas lalu lintas budaya tersebut, Presiden pun mengimbau semua masyarakat untuk teguh menjaga peradaban Indonesia sekaligus keterbukaan juga untuk berinteraksi. Selain itu, juga membangun kesungguhan bersama untuk bertoleransi dan untuk berbagi. “Kita harus menjaga agar interaksi tersebut tidak didominasi oleh semangat untuk berkontestasi semata, tetapi juga interaksi tersebut harus dilandasi jiwa toleransi dan semangat untuk berbagi. Dan orientasi kebudayaan harus tidak keluar dari etos sehari-hari kita, etos keseharian kita,” tutup Presiden.(humas)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *