
Kalimantan Raya, Tarakan – Sebuah pengakuan mengejutkan disampaikan langsung oleh Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tarakan, Evon Meternik, dalam diskusi publik yang digelar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tarakan pada Kamis (7/8) malam.
Dalam forum yang membahas kondisi darurat narkoba di Kalimantan Utara itu, Evon mengungkap adanya upaya suap bertahap dari pihak yang diduga terafiliasi dengan jaringan narkoba.
“Awalnya mereka menyampaikan Rp10 juta, lalu naik jadi Rp20 juta, sampai akhirnya bertanya, ‘Bapak mau berapa?’,” ujar Evon di hadapan peserta diskusi.
Menurutnya, pendekatan tersebut tidak dilakukan secara langsung, melainkan melalui orang-orang perantara yang disebutnya sebagai “penyambung lidah” para bandar. Tujuannya jelas agar basis-basis sindikat narkoba yang ada di Tarakan tidak diganggu oleh aparat penegak hukum.
Meski begitu, Evon menegaskan komitmennya untuk menolak segala bentuk godaan yang berpotensi melemahkan pemberantasan narkoba di kota perbatasan tersebut.
“Alhamdulillah, sampai sekarang kami tetap pada komitmen. Ini bentuk ibadah bagi kami, bagaimana menyelamatkan generasi muda dari kehancuran karena narkotika,” katanya.
Saat ditanya apakah pernah mendapat ancaman fisik akibat penolakannya, Evon mengaku sejauh ini belum mengalami hal yang membahayakan nyawanya. Namun ia tetap berharap agar kondisi tersebut tidak berubah.
Evon menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh elemen masyarakat agar bersatu memerangi narkoba.
“Narkotika ini bukan cuma urusan satu-dua lembaga. Ini musuh bersama. Mari kita usir penjajah nyata yang ada di depan mata, yakni narkotika.”