
Kalimantan Raya, Malinau – Setelah empat hari merendam sejumlah wilayah di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, banjir yang meluas sejak 18 Mei 2025 mulai surut pada Jumat (23/5). Namun, banjir menyisakan endapan lumpur tebal di jalan-jalan utama, menimbulkan risiko bagi kendaraan yang melintas.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Malinau, Tjito Wijaya, menjelaskan bahwa banjir setinggi hingga 1,5 meter tersebut dipicu oleh hujan deras di tiga daerah aliran sungai besar; Sungai Malinau, Sungai Mentarang, dan Sungai Sesayap. Genangan mulai menyusut dalam dua hari terakhir.
“Namun banjir membawa lumpur dengan ketebalan sekitar lima sentimeter di sejumlah ruas jalan. Beberapa pengendara sudah ada yang terpeleset dan jatuh. Tim gabungan masih bekerja membersihkan area terdampak,” kata Tjito saat dihubungi.
Pemulihan saat ini difokuskan pada lima kecamatan terdampak, yakni Malinau Barat, Mentarang, Malinau Kota, Malinau Utara, dan Malinau Selatan Hilir. Selain pembersihan, tim juga mengevakuasi warga di wilayah pedalaman yang terisolasi, seperti Apau Kayan, Pujungan, Bahau, Sungai Tubu, dan Malinau Selatan Hulu.
Berdasarkan data BPBD Malinau, banjir tak hanya membawa lumpur, tetapi juga patahan kayu dan material lainnya. Tercatat tujuh rumah ibadah, sebelas fasilitas pendidikan, lima fasilitas kesehatan, serta dua kantor pemerintahan ikut terendam.
“Total sebanyak 2.058 keluarga atau 6.694 jiwa terdampak banjir. Syukurlah, tidak ada korban jiwa. Saat ini kami sedang dalam tahap pemulihan,” lanjut Tjito.
Pemerintah Kabupaten Malinau telah menetapkan status tanggap darurat banjir selama tujuh hari, terhitung sejak Kamis, 22 Mei 2025. Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mempercepat proses penanganan, termasuk penggunaan dana belanja tak terduga (BTT).
Dapur umum dan posko pengungsian telah didirikan di titik-titik strategis, sementara distribusi bantuan medis terus dilakukan.
“Tim kami terus menyisir wilayah terdampak untuk memastikan bantuan menjangkau seluruh warga yang membutuhkan,” jelas Wempi dalam keterangan tertulis.
Di sisi lain, pemerintah juga aktif memantau perkembangan cuaca. Prakiraan menunjukkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih mungkin terjadi hingga akhir Mei.
“Warga yang tinggal di daerah rawan banjir dan kelompok rentan menjadi prioritas untuk evakuasi. Kami imbau mereka untuk sementara menempati lokasi yang lebih aman,” ujar Wempi.