TANJUNG SELOR – Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Utara menjadi atensi khusus. Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum mengungkapkan peningatan PAD bertujuan untuk mencapai kemandirian fiskal untuk membantu jalannya program pemerintahan.
“Saya kira peningkatan PAD juga menjadi salah satu hal yang kita perhatikan. Dengan segala potensi yang ada, saya melihat begitu banyak peluang untuk meningkatkan PAD di Kaltara,”jelas Gubernur Senin (25/10/2021).
Karena itu, Gubernur berharap agar segenap pihak dapat berkomitmen untuk membantu agar peningkatan PAD di Kaltara dapat segera terwujud. Selain jalannya program pemerintahan, juga dapat mempercepat masuknya investasi sehingga menjadi fokus utama pemerintah memudahkan investasi di Kaltara. “Sehingga ini menjadi main concern kita dengan memudahkan investasi perizinan di Kaltara dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,”terang Gubernur.
Dikatakan Gubernur, kran investasi perlu segera dibuka. Dengan adanya investasi, pembangunan akan lebih cepat dilaksanakan. Terlebih saat ini provinsi termuda ini tengah bersiap mendukung program Green Industrial Park. Sebuah kawasan industri yang produk keluarannya adalah produk hijau dan energi ramah lingkungan.
“Meski membutuhkan invetasi yang tidak sedikit, namun saya percaya program tersebut akan membuka lapangan pekerjaan dan menciptakan multiplier effect yang positif di masyarakat,”terangnya.
Seperti diketahui, Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan bakal ke Kaltara pada November mendatang dengan agenda peletakan batu pertama pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning dan Mangkupadi.
Dia mengatakan, Green Industrial Park ini menjadi yang pertama di dunia. Adapun luasan Green Industrial Park mencapai 20 hektare. “Ini nanti akan jadi pertama di dunia kita memiliki 20 hektare Green Industrial Park yang energinya ditarik dari Sungai Kayan dari kawasan industri hijau ini ada di Kalimantan Utara,” jelasnya.
“Dan yang memesan kawasan ini sudah banyak ngantre karena mereka tahu ini energinya yang dipakai energi hijau,” lanjutnya. Ke depan, kata dia, dunia juga akan berubah. Negara besar tak lagi mau menggunakan produk yang dihasilkan dari industri tak ramah lingkungan seperti yang terjadi saat ini.
“Karena ke depan, 10 tahun lagi, yang namanya Uni Eropa, Amerika tidak mau membayar barang yang dihasilkan industri yang mempergunakan misalnya batu bara, enggak mau lagi. Semua mengarah ke sana, sehingga kita harus mendahului,” tutupnya.