December 10, 2024
Advetorial

Gubernur Tetap Komitmen Permanenkan Pelabuhan Sungai Ular

  • April 20, 2018
  • 3 min read
Gubernur Tetap Komitmen Permanenkan Pelabuhan Sungai Ular

GUBERNUR Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie memastikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) tetap berkomitmen menjadikan Pelabuhan Sungai Ular, Simenggaris, Kabupaten Nunukan sebagai pelabuhan permanen, sebagaimana yang dilontarkannya pada Januari 2015 saat berkunjung kesana. Utamanya, perbaikan dermaganya yang saat ini masih berupa kayu, menjadi beton. “Seperti laporan masyarakat dan pengamatan saya, pelabuhan ini cukup banyak dilalui masyarakat. Dan, dengan kondisinya saat ini, rawan sekali. Jadi, harus segera dibenahi,” kata Gubernur.

Pada 2018, Pemprov Kaltara menganggarkan Rp 700 juta untuk paket perencanaan Pelabuhan Sungai Ular. Pelelangannya diumumkan pada 27 Maret lalu, penawaran terakhir 6 April dan lelang selesai pada 2 Mei nanti. “Di 2017, Dishub (Dinas Perhubungan) juga menganggarkan anggaran studi kelayakan dermaganya sebesar Rp 700 juta,” ucap Irianto.

Untuk studi kelayakannya sendiri, Dishub bekerjasama dengan tim pengkaji dari perguruan tinggi. Tim ini akan menilai sejumlah indikator pembangunan dermaga di Sungai Ular. Baik teknis maupun nonteknis. Secara teknis, penilaian dilakukan dengan mengukur kedalaman sungai, tinggi gelombang, pasang surut dan kecepatan arus. Sementara untuk faktor non teknisnya, yakni ketersediaan lahan pengembangan di sisi darat, aksesbilitas dari dan menuju dermaga, lalu sinkronisasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), ketersediaan fasilitas pendukung, potensi produktivitas lahan dan biaya pembebasan lahan. Jika studi kelayakan selesai, dilanjutkan penyusunan Detailed Engineering Design (DED), sreta analisis dampak lingkungannya (Amdal). “Ditargetkan pembangunan fisik dermaga dan pelabuhan dimulai pada 2019,” jelasnya.

 

TOL LAUT

Sejak 2017, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut mengeluarkan kebijakan pembangunan transportasi laut regional Kalimantan sebagai bagian dari program pembangunan Tol Laut Indonesia. Ini, kata Gubernur, merupakan upaya yang tepat dari Pemerintah untuk mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap produk negara luar.

Program Tol Laut Indonesia ini manifestasinya, berupa penyelenggaraan angkutan barang di laut bersamaan dengan program Rumah Kita di wilayah Kalimantan. “Informasinya, ada 19 lokasi yang ditetapkan. Salah satunya, di Pulau Sebatik dan berada dibawah tanggung jawab PT Pelindo IV,” jelas Gubernur. Adapun rutenya, yakni Nabire, Tobelo, Sebatik, Tidore, dan Sangatta atau Lhoktuan.

Pada Tol Laut, rute yang melalui Pulau Sebatik, Nunukan berada pada kode trayek T-8 dengan jaringan trayeknya, yakni Tanjung Perak-Belang Belang-Sangatta-Pulau Sebatik-Tanjung Perak. Jarak total trayek tersebut, 1.880 mil dengan ukuran dan tipe kapal 500 Deadweight Tonnage (DWT) atau 400 ton. Perusahaan angkutan laut swasta akan melayani 7 trayek Tol Laut, termasuk T-8. Untuk trayek T-8 perusahaan angkutannya, ialah PT Luas Line.

Disebutkan juga, mulai tahun ini jumlah Pelabuhan Singgah untuk pelaksanaan penyelenggaraan kewajiban pelayan publik untuk angkutan barang di laut sebanyak 41 pelabuhan. Kabar gembira lainnya, Kemenhub mendukung persiapan infrastruktur fasilitas pelabuhan laut guna menunjang trayek T-8 di wilayah Kalimantan, utamanya Pelabuhan Sangatta, Kalimantan Timur (Kaltim) dan Pelabuhan Sei Nyamuk, Pulau Sebatik, Nunukan di Kaltara.(humas)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *