August 25, 2025
Berau

Hari Santri Nasional, Ketua Ponpes Al Kholil: Santri Punya Andil Besar Bagi NKRI

  • Oktober 22, 2020
  • 2 min read
Hari Santri Nasional, Ketua Ponpes Al Kholil: Santri Punya Andil Besar Bagi NKRI

Tanjung Redeb- Kraya.id. Bertepatan dengan 22 Oktober yang biasa diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Ada hal menarik yang disampaikan oleh Suhari Mustaji selaku Ketua Pondok Pesantren Al Kholil, Jalan Raya Bangun, Kecamatan Sambaliung.

Selain menyampaikan pesan, harapan dan doa, Mustaji menyebut santri memiliki andil yang besar dalam berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun sebelum itu, Mustaji menjelaskan secara ringkas adanya Hari Santri Nasional.

“Peringatan Hari Santri Nasional bermula saat resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU K.H Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini dalam rangka mencegah datangnya tentara NICA agar tak datang lagi,” ucapnya pada Kamis (22/10/2020) sore.

“Jadi diperingatinya hari tersebut dikarenakan santri memiliki jasa yang besar dalam berdirinya Indonesia. Baik santri dan ulama, sebelum merdeka ikut andil dalam perjuangan bangsa sampai dengan hari ini,” lanjutnya.

Lantaran menjadi hari yang istimewa bagi umat muslim di lingkup Indonesia, di hari yang bersejarah tersebut biasa para santri melakukan banyak kegiatan seperti upacara peringatan, doa bersama dan silaturahmi dengan Kementerian Agama (Kemenag) di daerah.

Namun hadirnya Covid-19, menjadikan mereka tidak bisa beramai. Mereka hanya menggelar doa bersama dengan dipimpin oleh para ustadz dan ustadzah mereka masing-masing.

“Hari santri sendiri diperingati dengan banyak kegiatan. Namun karena Covid-19, khusus di pondok Al Kholil, hanya mengadakan doa bersama baik santriwan maupun santriwati mengadakan masing-masing kegiatan rabah,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu juga, Mustaji menjelaskan, kepada seluruh santri di Indonesia, agar menyadari bahwa berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak terlepas dari perjuangan para alim ulama dan santri itu sendiri.

“Meski di era orde baru gerakan santri kurang begitu mencuat karena ditutup-tutupi, namun hadirnya santri sejatinya adalah untuk mengabdi pada negeri,” tutupnya. (*/Van).