TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie mengungkapkan, bulan puasa hendaknya dimanfaatkan sebagai sarana ibadah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menunaikannya. Karena itu, ia mengimbau agar selama bulan puasa, tidak ada ASN yang bermalas-malasan dalam bekerja, khususnya dalam melayani masyarakat. “Jangan jadikan puasa sebagai alasan menurunkan produktivitas bekerja. Tetapi jadikan ibadah puasa sebagai jembatan untuk berbuat baik terhadap sesama, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Irianto saat memberikan sambutan pada Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110, Senin (21/5).
Irianto mengungkapkan, jika ASN di Kaltara dapat bekerja maksimal, tentu akan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat. “Sehingga itu menjadi kontribusi yang nyata untuk kita semua di Kaltara,” ucap Gubernur.
Di samping itu, dalam rangka memperingati Harkitnas ke-110, Irianto juga membacakan sambutan dari Menteri Komunikas dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Isinya, bahwa sekitar dua tahun lagi Indonesia akan memasuki sebuah era keemasan dalam konsep kependudukan, yaitu bonus demografi. “Menurut perhitungan para ahli, bonus demografi menyuguhkan potensi keuntungan bagi bangsa karena proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibanding penduduk usia non-produktif,” jelas Gubernur.
Bahkan, perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), rentang masa ini akan berpuncak nanti pada 2028 sampai 2031, yang berarti tinggal 10 hingga 13 tahun lagi. Pada saat itu nanti, angka ketergantungan penduduk diperkirakan mencapai titik terendah, yaitu 46,9 persen. “Proyeksi keuntungan bonus demografi itu akan tinggal menjadi proyeksi jika kita tak dapat memaksimalkannya. Usia produktif hanya akan tinggal menjadi catatan tentang usia daripada catatan tentang produktivitas, jika mutu sumber daya manusia produktif pada tahun-tahun puncak, bonus demografi tersebut tidak dapat mengungkit mesin pertumbuhan ekonomi,” papar Gubernur.
Oleh karena itu, dunia pendidikan harus memberikan perhatian khusus terhadap hal itu. Salah satunya, dengan bekerja sama dengan industri dan bisnis untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pendidikan vokasi. “Jurusan-jurusan baru, baik di tingkat pendidikan tinggi maupun juga di tingkat menengah, yang berkaitan dengan keahlian dan ilmu terapan, harus selalu diciptakan untuk memasok industri akan tenaga terampil yang siap kerja,” pungkas Irianto. (humas)