
Kalimantan Raya, Tarakan – Sebanyak 120 warga dari berbagai kelurahan di Tarakan mengikuti pelatihan pengolahan ikan bandeng tanpa duri, yang digelar Dinas Perikanan Kota Tarakan pada 16–17 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan membekali masyarakat dengan keterampilan pasca-panen sekaligus meningkatkan nilai jual ikan bandeng yang melimpah di Tarakan.
Kegiatan pelatihan ini terbagi dalam empat sesi dan dipusatkan di Gedung Jenderal Garis 2, Kelurahan Pamusian. Para peserta berasal dari 10 kelurahan, dengan dominasi dari Karanganyar Pantai dan Karang Rejo Ujung, masing-masing 40 peserta. Sisanya berasal dari Juwata Laut, Sebengkok, Karang Harapan, Mamburungan Timur, Pantai Amal, dan Kampung Enam.
Kepala Dinas Perikanan Kota Tarakan, Ardiansyah, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari hasil Musrenbang tahun 2024 dan identifikasi kebutuhan lapangan. Ia menyebut pelatihan ini penting karena bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan daerah yang kini permintaannya terus meningkat, bahkan menjadi salah satu penyumbang inflasi di Tarakan.
“Permintaan bandeng tanpa duri kini sangat tinggi, termasuk dari luar negeri seperti Arab Saudi. Produk ini bahkan kami dorong untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Selain murah, kandungan gizinya juga tinggi, tidak kalah dari ikan salmon,” jelas Ardiansyah.
Menurutnya, sejak tiga tahun pelatihan ini dilaksanakan, sudah lebih dari 360 warga dilatih. Banyak di antaranya telah memulai usaha skala rumah tangga dengan memanfaatkan ikan bandeng lokal yang mudah diperoleh dan murah. Produk hasil olahan tanpa duri kini bisa dijual dengan harga jauh lebih tinggi—hingga Rp35.000 per ekor, dibandingkan bandeng biasa yang hanya Rp10.000–20.000.
Sementara itu, Kabid Perikanan DKP Tarakan, Husna Ersant Dirgantara, menyampaikan bahwa pelatihan ini tidak hanya bertujuan menambah keterampilan, tetapi juga mendorong terbentuknya pelaku usaha baru di sektor pasca-panen. Dengan begitu, serapan produksi ikan bandeng lokal bisa meningkat, dan peluang kerja baru pun tercipta.
“Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi titik awal tumbuhnya unit usaha berbasis rumah tangga yang mampu mengolah produk bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya dalam laporan kegiatan.
Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Tarakan, Ajat Jatnika, yang mewakili Wali Kota Tarakan membuka pelatihan, menilai kegiatan ini sangat relevan dengan program prioritas Pemkot dalam pemberdayaan UMKM dan peningkatan ketahanan ekonomi keluarga.
“Pelatihan ini sangat strategis untuk memanfaatkan potensi perikanan lokal. Nilai tambah yang diperoleh dari bandeng cabut duri bisa menjadi peluang besar bagi warga, terutama ibu-ibu rumah tangga,” ujar Ajat.
Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah telah meluncurkan program dana bergulir untuk mendukung UMKM, sehingga peserta pelatihan yang serius ingin mengembangkan usaha bisa memanfaatkannya sebagai modal awal.
Dengan potensi bahan baku yang melimpah, dukungan pemerintah, serta pasar yang terbuka, pelatihan pengolahan bandeng cabut duri ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam penguatan ekonomi masyarakat Tarakan berbasis sumber daya lokal.