October 6, 2025
Kaltara Tarakan

Sistem Informasi Akademik UBT Diduga Dibobol, Alumni Ungkap Celah Keamanan Sudah Dilaporkan Sejak 2023

  • Juli 24, 2025
  • 3 min read
Sistem Informasi Akademik UBT Diduga Dibobol, Alumni Ungkap Celah Keamanan Sudah Dilaporkan Sejak 2023

Kalimantan Raya, Tarakan – Universitas Borneo Tarakan (UBT) tengah menghadapi sorotan publik setelah muncul dugaan kebocoran pada Sistem Informasi Akademik (Siakad). Rektor UBT, Prof. Dr. Yahya Ahmad Zein, menyampaikan bahwa pihaknya telah merespons cepat dengan menugaskan tim IT kampus untuk menyelidiki potensi kebocoran tersebut.

“Saat informasi ini kami terima, tim IT langsung kami minta tingkatkan sistem keamanan. Kami juga segera mengimbau kepada sivitas akademika dan meningkatkan perlindungan pada celah-celah sistem yang ada,” ujar Prof. Yahya. Ia menambahkan bahwa sejauh ini Siakad UBT masih berjalan normal dan belum ditemukan bukti teknis adanya kebocoran data. Selain itu, UBT juga telah berkoordinasi dengan mitra perbankan untuk mengantisipasi risiko penyalahgunaan data finansial.

Namun, pernyataan tersebut menuai tanggapan berbeda dari Muhammad Rizky, alumni UBT dari Prodi Teknik Komputer. Dalam wawancaranya dengan Kraya.id, Rizky mengungkapkan bahwa potensi celah keamanan di Siakad UBT sebenarnya sudah ia laporkan sejak Juli 2023, bahkan sebelum masa Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PK2MB). Ia menyayangkan laporan tersebut tidak direspons serius oleh pihak terkait.

“Saya sudah sampaikan bahwa Siakad memiliki banyak celah keamanan sejak awal. Bahkan, tema skripsi saya fokus pada kelemahan sistem itu. Tapi tak ada tindak lanjut. Dan sekarang benar-benar terbukti,” kata Rizky.

Ia menyebut bahwa pada malam 23 Juli lalu, situs Siakad UBT sempat diretas dan menampilkan konten promosi judi online. Hal itu, menurutnya, menegaskan bahwa sistem telah benar-benar dibobol.

Terkait upaya penanganan dari kampus, Rizky mengapresiasi langkah audit internal yang dilakukan tim IT, namun menyayangkan minimnya transparansi hasil penyelidikan kepada publik. “Kita belum tahu sampai sejauh mana mereka mengusutnya. Tidak ada informasi detail soal pelaku, IP address, atau langkah keamanan lanjutan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Rizky memaparkan dampak serius dari kebocoran data, terutama karena Siakad menyimpan informasi pribadi seperti KTP, KK, dan dokumen lainnya. “Data ini bisa disalahgunakan untuk pinjaman online. Bayangkan jika wajah dan KTP kita digabungkan lewat AI, itu sangat rawan,” ujarnya.

Menurut Rizky, UBT bukan satu-satunya kampus yang berpotensi terdampak. Ia menilai bahwa sekitar 40 perguruan tinggi lainnya yang menggunakan sistem serupa juga bisa mengalami hal yang sama. Salah satu contoh yang ia sebut adalah Universitas Kaltara (Unikal), yang menggunakan Siakad dengan struktur serupa. “Ini bukan cuma masalah UBT. Ini bisa menjadi bom waktu bagi kampus-kampus lain yang belum sadar akan celah keamanannya,” tandasnya.

Rektor UBT pun mengimbau kepada seluruh mahasiswa, alumni, dan masyarakat umum agar berhati-hati jika ada pihak yang mencoba meminta data pribadi. Ia menegaskan bahwa pengamanan sistem akan terus ditingkatkan dan kampus akan menunggu hasil investigasi dari tim IT untuk memastikan langkah selanjutnya.