
NUNUKAN – Pemerintah Malaysia memberlakukan kebijakan pengetatan keluar masuk barang menuju Krayan, Nunukan, Kaltara.
Akibatnya, lima kecamatan di Krayan terancam kekurangan sembako dan menyebabkan harga barang kebutuhan naik.
Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, mengatakan ada sejumlah alasan yang menyebabkan ketatnya pengawasan Polis Malaysia terhadap barang-barang yang keluar masuk perbatasan negara.
“Info dari para pelaku bisnis, ada kunjungan Menteri, Kepala Polis, dan Kepala Bagian barang subsidi ke perbatasan negara beberapa hari,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, ada penertiban terhadap barang-barang belanjaan Malaysia yang dibawa pelaku bisnis namun tidak dilengkapi dokumen atau nota pembelian.
“Dan kebanyakan barang kawalan (subsidi) Malaysia keluar dan banyak dijual di Indonesia/Krayan,” kata Oktafianus.
Sebelumnya diberitakan, adanya pengetatan keluar masuk barang di perbatasan Malaysia-Krayan, di Bakelalan, berimbas pada kelangkaan sembako untuk lima kecamatan di Krayan.
Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, mengatakan saat ini Krayan mulai mengalami kelangkaan sembako.
“Ada pengetatan sempadan Bakelalan oleh Polis Malaysia, sehingga persediaan sembako kita mungkin hanya cukup seminggu ke depan. Musibah bagi Krayan,” ujarnya.
Oktafianus menuturkan, mayoritas barang-barang di Krayan dipasok dari Malaysia.
Dengan berlakunya pengetatan sempadan, tidak hanya Krayan Selatan yang akan mengalami kelangkaan sembako, tetapi juga lima kecamatan lainnya di Krayan.
“Kemarin ada 17 mobil dikembalikan ke Lawas. Malaysia tidak mengizinkan membawa barang ke Indonesia,” tuturnya.
“Yang boleh dibawa masuk ke Indonesia itu hanya barang-barang yang mendapat declare atau surat pengantar resmi dari Indonesia,” jelasnya.
Ia melanjutkan, saat ini harga sembako di Krayan sudah mulai naik.
Gula pasir, contohnya, yang biasanya dijual Rp 23.000/kg, kini dibanderol Rp 28.000 sampai Rp 30.000.
“Yang naik betul itu LPG 14 kg Petronas. Biasanya kita bisa dapat Rp 250.000-an, sekarang harganya Rp 500.000,” urainya.