452 Kasus TBC Per Januari sampai September di Tarakan
TARAKAN – Dinas Kehatatan (Dinkes) Kota Tarakan temukan 452 kasus Tuberkolosis (TBC) dari hasil pemeriksaan 4.568 orang di Tarakan per Januari hingga September 2023.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tarakan, Irwan Yuwanda kepada Kaltimtara, mengungkapkan pemeriksaan 4.568 orang tersebut di lakukan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
“Ini sesuai SPM, jumlah sasaran TB 1.252 orang, capaian penemuan kasus TB : 452,” ujar Irwan, Rabu (20/9/2023).
Pengobatan TBC memerlukan waktu yang lama sekitar 6 bulan. Pengobatan yang cukup lama tersebut diperlukan untuk membunuh secara total semua bakteri penyebab TBC dalam tubuh seseorang. Pengobatan TBC pun tersedia di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Tarakan tak hanya pengobatan bahkan, obatnya pun gratis.
“Semua puskesmas ada, Rumah Sakit Umum ada, Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) ada , RS Carsa, d Semua RS di Tarakan ada. Jadi semuanya sudah terjangkau dan yang terpenting kesiapan penderita karena takut kaget minum obat banyak,” ungkapnya.
Menurutnya, masih banyak pasien yang tidak rutin berobat karena merasa sudah sembuh. Padahal untuk sembuh total dari TBC tidak boleh putus berobat selama 6 bulan lamanya.
“Melakukan edukasi kepada penderita. Dengan mengedukasi penderita bahwa harus melalui pengobatan selama 6 bulan bahkan lebih dan ini tidak boleh putus dan harus rutin. Jangan langsung berhenti ketika merasa sembuh. Pastinya kami harus iedukasi dulu karena pemahaman berbeda-beda,” katanya.
Ia pun mengingatkan kepada penderita TBC untuk mengikuti proses pengobatan sampai dinyatakan sembuh oleh tenaga kesehatan. Selain itu, mematuhi pola hidup penderita TBC, ketika batuk tidak boleh membuang sembarangan dan rutin menggunakan masker.
“Karena fase fase awal 1 atau 2 bulan itu, fase penularan. Tapi insyaallah kalau 4,5, dan 6 bulan, bakterinya sudah tidak aktif menularkan. Tapi bagaimanapun tetap jaga pola hidup. Artinya kesadaran diri ditingkatkan,” ucapnya.
Guna mengurangi penyebaran kasus TBC, Dinas Kesehatan Kota Tarakan gencar melakukan Investigasi Kontak (IK). IK merupakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan penemuan kasus TBC dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap orang yang kontak dengan sumber infeksi TBC.
“Jadi ketika ada pasien TBC kader kesehatan dan petugas kesehatan akan investigasi kontak. Sama kek covid ada pasien satu langsung dicari TBC juga begitu. Minimal 15 orang jadi kontaknya dengan siapa siapa aja sih. Kalau serumah wajid itu ada terapi pencegahan Tuberkulosis. Kemudian yg kontak itu diperiksa dan di edukasi,”pungkasnya. (*)