December 1, 2024
Opini

73 Tahun HMI, Meneropong Jejak HmI di Kampus

  • Februari 5, 2020
  • 3 min read
73 Tahun HMI, Meneropong Jejak HmI di Kampus

Perkenalkan nama saya Frisky Tri Waluyo, asal kecamatan longikis Kabupaten Paser. Merantau ke Balikpapan sejak tahun 2013 dan kemudian melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan di Universitas Balikpapan fakultas Ekonomi Manajemen tahun angkatan 2016. Hemat cerita, saya menjalani OSPEK di kampus Universitas Balikpapan bertemu dengan banyak pemateri – pemateri yang jago beretorika, saya tertarik dengan salah satu pemateri yang sangat cakap berbicara di depan kerumunan orang banyak sembari memperkenalkan Curiculum Vitae (CV) Organisasinya. Dia menyampaikan Organisasi HMI sebagai salah satu organisasi awal yang menempa prosesnya hingga dia bisa seperti sekarang. Dari situ saya berniat untuk segera mencaritahu apa itu organisasi HMI melalui google, ternyata HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang tertua di Indonesia didirikan oleh Prof.Drs.Larfran Pane di Yogyakarta pada tanggal 5 febuari 1947dan telah banyak mencetak pemimpin-pemimpin di Negeri ini. Seperti Ir. Akbar Tanjung (Mantan Ketua DPR), Dr. Yusuf Kalla (wakil Presiden RI) dan beberapa tokoh lainnya. Singkat cerita, saya berhasil menggali banyak informasi tetang HMI melalui dosen saya  yang kebetulan beliau adalah alumni HMI. Kemudian bergegaslah saya untuk mengikuti agenda Basic Training yang di selenggarakan Komisariat TPH yang dilaksanakan 4 hari full di gedung KNPI Kota Balikpapan Lantai 3.  Selain  mengenai wawasan keislaman dan keIndonesiaan saya juga mendapatkan pernyataan bahwa kami peserta Basic training LK1 di tuntut untuk bisa berfikir cerdas, kritis, inovatif sekalipun dalam keadaan lapar,ngantuk dan capek. Dan pada akhirnya proses forum yang melelahkan membuat saya mengangantuk, lapar dan capek tapi saat itu juga saya harus dituntut untuk berfikir cerdas, kritis dan inovatif (kebayangkan betapa sumirnya itu keadaan). Proses forum selama 4 hari berhasil saya jalani dan Alhamdulillah saya dinyatakan lulus dengan nilai baik walaupun belum rezeki saya mendapatkan predikat peserta terbaik. Dibai’at dan resmilah saya menjadi  Kader  HmI Cabang Balikpapan (disambut oleh ramai tepuk tangan dan ucapan selamat dari ketua cabang saat itu).

Saya merasakan kehidupan yang lebih segar sebagai mahasiswa setelah saya ditetapkan menjadi Kader HMI. Setelah 8 bulan berperoses di HMI saya berangkat LK 2 HMI Cabang Kandangan dan  Alhamdulillah saya bisa bawa pulang sertifikat kelulusan intermediate training Lk 2 HMI Cabang Kandangan .Berikutnya target adalah Senior Course (SC) dan di tahun 2019 saya berhasil menunaikan target untuk SC yang diselenggarakan HMI Cabang Balikpapan. Ini perjalanan singkat cerita saya selama kurang lebih 2 tahun berproses di HMI, kini usia HMI telah menginjak 73 tahun, usia yang tidak lagi muda tapi masih aktif mencetak kader-kader calon pemimpin negeri ini.

Karena jabatan saya sekarang adalah Ketua Umum Komisariat Fekon izinkan saya untuk merefleksikan posisi HMI di kampus. HMI yang sejatinya adalah kekuatan, Nilai, persaudaraan dan semangat jangan terpinggirkan di ruang – ruang kampus  dan tidak boleh seolah –olah berhadapan dengan warga  kampus. Jadi sudah seharusnya kita terus menggalang semangat dari Kampus yaitu semangat meng-kader dan semangat akademis yang tidak boleh dilupakan. Bertambahnya  usia HMI yang ke 73 tahun ini semoga bukan hanya menjadi rutinitas tahunan atau sekedar kegiatan ceremony belaka tapi bersama kita bisa menghadirkan titik balik KEBANGKITAN HMI diseluruh kampus Balikpapan.  Karena kecintaan saya terhadap HMI tumbuh dari kampus, sejak mengenal kampus dan menjadi mahasiswa. Karena Komisariat adalah ujung tombak HMI maka menjaga basis intelektual  dan basis gerakan Komisariat di kampus sama dengan upaya untuk terus menopang agenda – agenda keumatan dan kebangsaan yang digagas HMI dilevel Cabang, BADKO sampai PB HMI.

Menutup tulisan ini ,saya bersyukur mengenal HMI dari forum LK1 yang  waktu itu menekankan dan menuntut saya untuk terus berfikir cerdas, kritis dan inovatif sekalipun dalam keadaan lapar, ngantuk dan capek. Dari situ saya paham bahwa ada  massage positif  yang ingin disampaikan yaitu tentang pentingnya menjaga Idealisme sebagai seorang anak muda/mahasiswa dalam situasi apapun. Karena Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda/mahasiswa. Hidup Mahasiswa, Bahagia HMI !!

Yaumul Milad Himpunan (ku)

 

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *