Kalimantan Raya, Bandung – Suasana damai namun penuh semangat mewarnai pusat Kota Bandung, Sabtu (15/6), saat ratusan massa dari berbagai komunitas dan organisasi turun ke jalan dalam aksi solidaritas bertajuk March for Gaza. Aksi ini menjadi bagian dari gerakan global yang dilakukan serentak di lebih dari 50 negara, menyerukan dihentikannya genosida di Gaza serta pembukaan akses kemanusiaan melalui perbatasan Rafah, Mesir.
Massa memulai pawai dari Monumen Dasa Sila, lalu bergerak menuju Monumen Solidaritas Asia Afrika – Palestina Walk. Peserta aksi membawa beragam poster dan bendera Palestina, seraya menyerukan keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Gaza yang hingga kini masih hidup dalam pengepungan dan serangan brutal.
“Ini bukan sekadar aksi, ini adalah bentuk tekanan moral global. Kita ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ada harapan dari rakyat sipil. Sudah terlalu lama penderitaan rakyat Gaza diabaikan,” ujar Wanggi Hoed, salah satu pelopor aksi dan aktivis Bandung Protest – Global March for Gaza.
Wanggi menambahkan bahwa kegagalan lembaga-lembaga internasional untuk menghentikan pembantaian di Gaza adalah alasan utama gerakan ini lahir. “Kami tak akan diam. Ini saatnya bertindak. Blokade harus dihentikan dan bantuan kemanusiaan harus segera masuk ke Gaza,” tegasnya.
Aksi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari aktivis kemanusiaan, seniman, ibu-ibu, hingga komunitas sepatu roda dan breakdance. Komunitas Solidaritas Seni untuk Palestina dan Free Palestine Network (FPN) turut menyuarakan dukungan mereka agar Gaza dibangun kembali di bawah pengawasan internasional, dan pasukan Israel ditarik sepenuhnya dari wilayah Palestina.
March for Gaza di Bandung mencerminkan kuatnya solidaritas warga Indonesia terhadap penderitaan warga Gaza, dan mempertegas Bandung sebagai kota yang terus berdiri di garis depan perjuangan kemanusiaan global.
