Kraya.id, TARAKAN – Meski berada pada angka 2,74 persen, Inflasi di Kalimantan Utara (Kaltara) terbilang jauh dari target pemerintah yakni 4 persen. Laju inflasi di provinsi ini masih terkontrol dengan baik.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltara Hendik Sudaryanto, dalam menjaga inflasi tetap pada angka dibawah 4 persen, pihaknya telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya menjaga stabilitas nilai rupiah. Kemudian, upaya lain yang dilakukan yakni melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Tiga bulan terakhir itu, mengalami deflasi 0,24 persen. Sehingga tiga bulan kedepan untuk menjaga inflasi. proyeksi antaranya 3,6 persen sampai 4 persen.
Lebih lanjut pria yang akrab disapa Hendik ini, melalui TPID, pihaknya mencoba untuk melakukan pengendalian inflasi derah. Dalam pengendalian itu, yang berperan penuh adalah Pemerintah Daerah (Pemda). Pasalnya, sisi yang mempengaruhi daerah adalah dari sisi suplai. Untuk suplai sendiri, seperti pasokan, distribusi, tataniaga akan dikemas dalam rapat TPID. “Kami sedang membuat drofmait pengendalian inflasi di Kaltara. Kami mengharapkan, di daerah akan terjadi inflasi yang stabil,” terangnya.
Dilain sisi, mantan Deputi BI, Hendar menyampaikan, laju inflasi di Kaltara, masih berada di bawah 4 persen. Sehingga, angka itu, masih pada umumnya di Indonesia. Dengan demikian, dirinya memperkirakan bahwa kondisi perekonomian di Kaltara pada 2018 mendatang, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Hendar juga memperkirakan, pertumbuhan inflasi pada 2018 mendatang, dapat mencapai angka antara 5,1 persen sampai dengan 5,5 persen. Kemudian, dirinya melihat APBN dipasang 5,3 persen. Angka itu, persis sama dengan angka pertumbuhan ekonomi AMF yang diterbitkan pada Oktober 2017 dengan angka 5,3 persen. “Mungkin kenaikannya masih tidak terlalu tajam. Kalau melihat permintaan dunia, kenaikan pertumbuhan ekonomi global, berarti permintaan global juga akan naik,” ujarnya.
Ia menambahkan khusus untuk di Kaltara, banyak potensi yang dapat dikembangkan guna mendongkrak perekonomian menjadi lebih baik. Untuk itu Bank Indonesia (BI) dalam hal ini sebagai otoritas moneter harus berinisiatif menyikapi potensi-potensi ekspor yang ada bersama dengan Pemerintah Daerah. “Banyak masih bisa dikembangkan di Kaltara. Salah satunya itu hasil laut, seperti kepiting. Itu dapat mendongkrak perekonomian di Kaltara,” tutupnya.