Buku Batik Kaltara Warnai Hari jadi Bumi Benuanta
TANJUNG SELOR – Kehadiran buku batik Kalimantan Utara (Kaltara) telah mewarnai hari jadi Provinsi Kaltara ke-9 tahun, yang diperingati 25 Oktober 2021.
Buku dengan judul Kriya Batik Kaltara itu, kini telah resmi diterima oleh Gubernur Kaltara, Drs H.Zainal A.Paliwang, SH, M.Hum. Penyerahan buku dilakukan oleh salah satu Tim Penulis, Mansyur di ruang kerja Gubernur, Kamis (21/10/2021).
“Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT, atas perkenan dan segala limpahan karunia-Nya buku berjudul “Kriya Batik Kaltara“ ini dapat diterbitkan,” ucap Gubernur kepada penulis.
Dikatakan Gubernur, setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan batik sebagai ciri khasnya masing-masing, termasuk provinsi bungsu ini.
“Dengan menggunakan batik lokal kita telah memberikan dukungan secara tidak langsung terhadap produk lokal yang dapat mendukung ekonomi kreatif dan melestarikan budaya,” ujarnya.
Kaltara, lanjut pria kelahiran Makassar ini, memiliki beragam motif batik yang sangat khas dan arti pada setiap tarikan goresannya. Bahkan tersebar di lima kabupaten/kota.
“Selaku Gubernur Kalimantan Utara, saya melihat hal ini sebagai sebuah potensi yang harus dikembangkan dan kekayaan budaya yang harus kita lestarikan,” tegasnya.
Ia mengharapkan penggunaan batik Kaltara dapat memperkenalkan dan meningkatkan potensi budaya daerah, mendorong peningkatan pemanfaatan produk dan industri daerah.
Tak hanya itu, juga sebagai ajang promosi pemberdayaan dan peningkatan hasil produk lokal untuk kesejahteraan pelaku usaha, serta meningkatkan daya saing produk.
“Saya juga telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan Batik Khas Daerah Provinsi Kalimantan Utara. Melalui peraturan tersebut, Pemprov Kaltara telah menetapkan bahwa batik lokal wajib digunakan di hari Kamis dan Jumat, tanggal 25 setiap bulan, serta acara resmi kedinasan lainnya,” sebut Gubernur.
“Dengan diterbitkannya Buku Kriya Batik Kaltara yang memuat sebaran pembatik yang ada di Kalimantan Utara, karakter motif batik Kalimantan Utara dan potensi ekonomi dari industri kreatif batik, saya berharap kita dapat semakin mengenal dan memperkenalkan batik Kalimantan Utara,” sambungnya.
“Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan kita semua dapat berpartisipasi melestarikan budaya yang kita miliki sebagai salah satu upaya mewujudkan Kalimantan Utara yang Berubah, Maju dan Sejahtera,” demikian Gubernur.
Mansyur selaku penulis menuturkan lahirnya buku batik Kaltara setebal 147 halaman tersebut guna memberi informasi mengenai keberagaman dan kekayaan motif batik lokal.
“Garis besarnya adalah bahwa batik di Kaltara juga ada, dan mulai kian menggema ketika seruan kepala daerah untuk penggunaan batik lokal,” terangnya.
Ia mengungkapkan buku Kriya Batik Kaltara menyampaikan informasi sebaran pembatik di Kaltara. Termasuk karakter motif batik Kaltara, potensi ekonomi dari industri kreatif batik dan lainnya.
“Kita mulai kerjakan buku ini sejak awal Agustus lalu dengan mengambil berbagai data dari para pembatik batik, serta pihak konsumen dan pemerintah daerah. Kemudian di bulan Oktober sudah masuk evaluasi dan pencetakan hingga akhirnya selesai sesuai yang ditargetkan, atau tepat sebelum hari jadi Kaltara,” bebernya.