– Pemicunya Kinerja Investasi, Konstruksi dan Percepatan Proyek Strategis
TANJUNG SELOR – Geliat perekonomian di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus mengalami tren pertumbuhan yang positif. Memasuki triwulan I pada 2018 diperkirakan tumbuh pada level 6,40 hingga 6,80 persen (yoy). Pertumbuhan perekonomian Kaltara ini disumbang oleh masih terbatasnya pertumbuhan lapangan usaha pertambangan yang turut berdampak terhadap ekspor luar negeri.
Demikian disampaikan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie yang berdasar pada rilis Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kaltara-Februari 2018 oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara, Kamis (8/3) lalu.
Masih berdasarkan kajian BI, kata Irianto, perekonomian Kaltara pada triwulan II 2018 diperkirakan akan kembali tumbuh pada kisaran 6,90 hingga 7,30 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. “Dari sisi lapangan usaha, meningkatnya ekonomi Kaltara bersumber dari peningkatan kinerja lapangan usaha konstruksi dan pertambangan. Sementara dari sisi permintaan, peningkatan terutama berasal dari kinerja ekspor luar negeri dan investasi sejalan dengan meningkatnya kinerja lapangan usaha pertambangan dan konstruksi,” ujar Gubernur.
Secara komulatif tahunan, ekonomi Kaltara tahun ini diperkirakan akan kembali tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu dengan range sebesar 6,70 hingga 7,10 persen (yoy). “Kajian BI juga menginformasikan bahwa dari dalam negeri, peningkatan diperkirakan berasal dari sektor konstruksi sejalan dengan terus berlanjutnya percepatan pembangunan proyek strategis dan infrastruktur yang dilakukan sepanjang 2018,” papar Irianto.
Sedangkan dari kajian inflasinya, BI memperkirakan bahwa tingkat inflasi Kaltara pada triwulan II 2018 berada pada range 2,00 hingga 2,40 persen (yoy). Atau, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang didorong meredanya tekanan inflasi pada kelompok administered prices dan volatile food.
Secara kumulatif tahunan, jelasnya, inflasi Kaltara tahun ini diperkirakan berada pada range 2,90 sampai 3,30 persen (yoy) atau masih berada dalam sasaran target inflasi nasional 2018, yaitu pada kisaran 3,5 + 1 persen (yoy). Tekanan inflasi Kaltara 2018 diperkirakan bersumber dari kelompok administered prices atau kelompok komoditas yang perkembangan harganya diatur oleh pemerintah, dan volatile food atau kelompok barang konsumsi masyarakat yang pergerakan harganya harganya bergerak sangat volatile. Seperti, bahan makanan atau beras. “Saya memang berharap Kaltara meski masih berusia muda, mampu menunjukkan kinerja yang cepat dan tepat dalam memicu pertumbuhan ekonomi sembari menekan inflasi. Dan, sesuai kajian BI, tahun ini Kaltara harus mampu merealisasikan range inflasi hingga 3,30 persen itu. Caranya, dengan mengurangi tekanan terhadap kelompok administered prices dan volatile food,” beber Irianto.
Faktor-faktor pemicu inflasi di Kaltara, tahun ini menurut KEKR itu, yakni kenaikan harga minyak mentah dunia dan batubara, kondisi cuaca, konektivitas dan pasokan komoditas pangan yang mayoritas didatangkan dari luar Kaltara, kenaikan harga beberapa komoditas pangan strategis, dan lainnya. “Hal ini perlu diantisipasi sejak awal oleh pemerintah bersama TPID (Tim Pemantau Inflasi Daerah),” tutupnya.(humas)
///
DATA PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI KALTARA 2018
a. Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2018
– Pada level 6,40 hingga 6,80 persen (yoy)
b. Perkiraan pertumbuhan ekonomi triwilan II 2018
– Pada kisaran level 6,90 hingga 7,30 persen (yoy)
c. Perkiraan pertumbuhan komulati 2018
– Pada range sebesar 6,70 hingga 7,10 persen (yoy)
d. Inflasi Kaltara tahun ini diperkirakan berada pada range 2,90 sampai 3,30 persen (yoy) atau masih berada dalam sasaran target inflasi nasional 2018, yaitu pada kisaran 3,5 + 1 persen (yoy).
Sumber : BI Kantor Perwakilan Kaltara, 2018