November 25, 2024
Pendidikan Politik

FIM Samarinda Gelar Sekolah Politik Perempuan Batch 3.0

  • September 26, 2021
  • 2 min read
FIM Samarinda Gelar Sekolah Politik Perempuan Batch 3.0
Tangkapan layar webinar sekolah politik perempuan yang digelar FIM Samarinda, Sabtu (25/9/2021). (Foto: FIM Samarinda/istimewa)

SAMARINDA – Forum Indonesia Muda (FIM) Samarinda menyelenggarakan sekolah politik perempuan batch 3.0 secara virtual, demi menghilangkan stereotip keliru tentang perempuan. Mereka menghadirkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim Nurul Fatimah, dan Digital Creator Sherly Annavita Rahmi, Sabtu (25/9/2021).

Ketua Panitia Sekolah Politik Perempuan, Syarafina Sabila Iman menyebut tujuan dari pelaksanaan ini sejatinya demi memecahkan stereotip kebanyakan masyarakat Indonesia mengenai perempuan yang masih keliru.

“Kami harap stereotip yang dimiliki kebanyakan orang saat ini seperti perempuan hanya perlu memasak di rumah saja tanpa harus peduli kebijakan yang ditetapkan pemerintah, dapat berkurang,” kata Syarafina dalam rilisnya, Minggu (26/9/2021).

Ia menyebut masing-masing narasumbernya ini tentunya membawakan materi yang berbeda-beda. Misalnya seperti Hetifah Sjaifudian yang memaparkan menyangkut kondisi politik di Indonesia dan peran perempuan dalam politik. Di mana kata Hetifah dalam pemaparannya menjelaskan bahwa jika ingin memperjuangkan sesuatu, perempuan harus hadir di dalamnya. “Namun bukan hanya hadir, tapi memiliki daya pengaruh,” tuturnya.

Kemudian, Nurul Fatimah dalam paparan materi tentang pentingkah keterlibatan perempuan dalam dunia politik, ia menjelasn bahwa sebagai sesama manusia, pastinya perempuan juga memiliki peran yang sama dengan laki-laki. “Peran sebagai individu, keluarga, dan masyarakat,” tuturnya.

Selanjutnya, Sherly Annavita Rahmi dalam menjelaskan tentang milenial dan sosial media menyatakan bahwa jangan pernah takut bersahabat dengan resiko dan kegagalan. “Karena kita tidak tahu resiko dan kegagalan mana yang membuat kita layak mendapatkan kesempatan,” ucapnya.

Ketua FIM Samarinda, Affan Aswin menyebut gagasan webinar ini muncul sebagai respon dari minimnya keterlibatan dan edukasi perempuan dalam politik di Indonesia. Sebab, dengan melihat betapa minimnya keterlibatan perempuan dalam politik saat ini.

“Makanya kami putuskan untuk acara ini, agar beri edukasi perempuan di seluruh Indonesia mengenai betapa berpengaruhnya politik dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Dengan melihat antusias anak muda seluruh Indonesia dengan sekolah politik perempuan INI, Affan berkeinginan akan melanjutkan program ini tahun depan dengan harapan dapat memberikan edukasi politik kepada generasi muda yang menjadi pemimpin di masa depan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *