Gubernur Ingatkan Pemimpin Harus Berintegritas
SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menjadi narasumber dalam ‘Ceramah Pembekalan Isu Strategis Bidang Sumberdaya Manusia Aparatur’ kepada peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) tingkat II Angkatan V di Ruang Makarti Bhakti Nagari Kampus Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) III Lembaga Administrasi Negara (LAN) Samarinda, Selasa (13/3).
Dalam acara bertajuk Governor’s Lecture-Leadership Sharing Experience ‘Menghadirkan Negara di Perbatasan’ itu, Gubernur menyampaikan beberapa hal di hadapan peserta Diklat PIM II. Utamanya, terkait dengan ciri dan karakter seorang pimpinan yang baik dan dapat menggiring bangsa dan negara kepada kesejahteraan.
Dikatakan, banyak tokoh besar baik di Asia maupun Eropa yang memiliki kualitas sumberdaya manusia sangat baik. Bahkan mampu membuat sebuah negara menguasai separuh perekonomian dunia. Republik Rakyat Tiongko (RRT) contohnya. “Ibarat pepatah, ‘lebih baik pasukan kambing dengan pemimpin seekor singa, ketimbang pasukan singa dengan pemimpin seekor kambing’,” kata Irianto memberikan gambaran.
Seorang pemimpin, kata Gubernur, harus berintegritas, konsisten dengan ucapan dan perbuatannya. Pun demikian, harus diakui, tak ada manusia yang jujur seutuhnya. Minimal, tingkat kejujuran seorang pemimpin bisa mencapai 70 persen. “Pemimpin juga harus dapat dipercaya, termasuk orang yang dipimpinnya. Sebab, modal hidup utama di dunia, adalah kepercayaan,” ujarnya.
Gubernur mengatakan, dalam teori manajemen sumber daya manusia, dikenal sebutan pemimpin, manajer dan kepala. Dari ketiga hal ini, ada perbedaan besar dalam maknanya. Dimana, seorang manajer atau kepala dapat menjadi pemimpin. Sebaliknya, seorang pemimpin belum tentu adalah seorang pemimpin yang tepat. “Seorang pemimpin, oleh beberapa pihak juga disebut dilahirkan. Ini benar saja, karena ada beberapa tokoh hebat di dunia yang memang telah dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Salah satunya, Nabi Muhammad SAW,” kata Irianto.
Pembentukan seorang pemimpin sangat dimungkinkan di dunia modern. Dengan itu, dapat dibentuk pemimpin yang berintegritas, konsisten dalam bersikap, berani mengambil resiko juga bertanggung jawab. Pemimpin juga tak berwatak pengkhianat.
Dalam kesempatan itu, Gubernur mengingatkan, kepada seluruh aparatur, khususnya yang menduduki jabatan kepala dinas, agar bukan sekedar menduduki jabatan, mengurus proyek atau anggaran. Yang terpenting, adalah mengurus manusia yang ada di dinasnya tersebut. Sebab, semua jabatan yang diembankan akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Pemimpin juga harus siap menerima advis dari bawahan. Ini penting untuk terhindar dari masalah hukum. Jadi, pemimpin jangan pengecut. Aparatur atau bawahan juga harus siap menerima resiko atas hal kebaikan yang disebarkannya,” kata Irianto.
Diingatkan juga, agar seorang pemimpin atau aparatur lainnya memiliki jalinan persahabatan yang kuat dengan orang yang baik. “Setiap aparatur penting untuk melaksanakan sumpah jabatan yang diucapkan. Ini menunjukkan kualitas sumberdaya manusia. Dan, sehebat apapun negara, apabila kualitas sumberdaya manusia yang buruk maka tetap lemah. Selain itu, kesetiaan juga mesti dimiliki oleh aparatur terhadap atasannya,” ulasnya.
Selaku gubernur, memimpin dari kondisi nol, hingga kini Kaltara yang ditanamkan pola pikir untuk terus bergerak cepat kepada jajaran pemerintahannya, berhasil meningkatkan daya saingnya. Sebab, paradigma global saat ini, tak lagi berkutat dengan kekuatan dan ukuran. Tapi, soal siapa yang mampu bergerak cepat untuk mengatasi setiap masalah yang ada.
“Kaltara juga telah membangun kerja sama dengan Pemerintah RRT. Bahkan, kini ada ratusan mahasiswa Kaltara yang belajar di RRT. Ini penting untuk meningkatkan daya saing daerah, bangsa dan negara,” tutupnya.(humas)