
Kalimantan Raya, Nunukan – Kecamatan Krayan Selatan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, telah terisolasi selama enam bulan akibat rusaknya akses darat dan udara. Jalan provinsi yang menghubungkan wilayah tersebut rusak parah, sementara landasan pacu bandara setempat tidak dapat digunakan.
“Sudah enam bulan kami mengalami kondisi ini. Akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan, bandara juga ditutup karena landasannya rusak. Praktis Krayan Selatan lumpuh total,” ujar Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, saat diwawancarai, Senin (2/6).
Krayan Selatan adalah wilayah perbatasan yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia, serta Kecamatan Krayan Induk di utara, dan Kabupaten Malinau di selatan dan barat. Kerusakan terparah terjadi di ruas jalan provinsi menuju Lembudud, dengan titik-titik rusak tersebar sepanjang 39 kilometer. Sekitar dua kilometer di antaranya berada di kawasan hutan dan dalam kondisi sangat buruk, berlumpur, serta tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.
Akibat kondisi ini, warga hanya bisa berjalan kaki menuju wilayah lain seperti Krayan atau Long Bawan yang berjarak sekitar 40 kilometer. Selain menyulitkan mobilitas warga, isolasi ini juga berdampak pada distribusi barang dan bahan kebutuhan pokok.
“Krayan Selatan adalah jalur distribusi penting dari Malaysia ke empat kecamatan lain. Sekarang semua distribusi BBM dan logistik terhambat,” jelas Oktavianus.
Kondisi ini juga mengganggu perbaikan infrastruktur penting lain seperti layanan listrik. Petugas teknisi PLN kesulitan masuk karena seluruh jalur terputus.
Kerusakan jalan dan bandara diduga akibat curah hujan tinggi yang memicu longsor di sejumlah titik, baik di Krayan Selatan maupun Krayan Tengah. Pemerintah Kabupaten Nunukan telah menetapkan status tanggap darurat hingga 5 Juni 2025.
Namun, masyarakat berharap ada penanganan cepat dan lebih permanen dari pemerintah provinsi dan pusat. “Kami sudah bersurat ke Gubernur dan Bupati. Dari kabupaten sudah menetapkan tanggap darurat, tapi kami butuh solusi nyata,” tambahnya.
