TANJUNG SELOR – Provinsi Kaltara menyatakan diri siap menjadi penyangga pangan Ibu Kota Baru (IKN) di Provindi Kaltim. Bahkan Kementerian Pertanian RI telah menunjuk 12 daerah potensial penyangga pangan, di mana 3 diantaranya berada di Kaltara.
Ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Malinau. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara Wahyuni Nuzband mengatakan, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Malinau akan menjadi sentra tanam padi dan cabai. Sedang Kabupaten Malinau menjadi sentra padi dan jagung.
Provinsi Kaltara telah mendapat dukungan dana Kementerian Pertanian RI melalui anggaran tugas pembantuan tahun 2020 yang diberikan kepada Kelompok Tani atau Gabungan Kelompok Tani untuk pengembangan komoditas bawang merah seluas 40 hektare, aneka cabai seluas 160 hektare, padi sawah seluas 5.000 hektare, dan padi rawa seluas 5.000 hektare di tiga daerah bersangkutan. “Selain itu ada dukungan dana APBD Provinsi untuk pengembangan 1.200 hektare untuk padi sawah,” kata Wahyuni, Kamis (23/4).
Ketersediaan lahan pengembangan pangan di Kaltara mencapai 658.355 hektare yang tersebar di tiga daerah tersebut. Rincinya, 325.123 hektare di Nunukan, 164.512 di Bulungan, dan 168.720 di Malinau. Menyiapkan diri sebagai penyangga pangan, DPKP juga mencanangkan beberapa program yang bertujuan memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini kata Wahyuni, meliputi pengamanan ketersediaan pangan antara lain melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian.
Selain itu, DPKP juga berupaya meningkatkan distribusi pangan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur pedesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil juga punya peranan sangat penting. Caranya, mengoptimalkan pemanfaatan alat dan mesin pertanian untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil.
“Kita juga gencar menerapkan diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal,” ujarnya.
Selain itu, DPKP juga fokus melakukan pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga miskin atau rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.
Ia menambahkan, berdasarkan indikator kinerja yang mengacu pada RPJMD Kaltara Tahun 2016-2021, produksi padi Kaltara terus meningkat. Tahun 2016 misalnya 134.071 ton per tahun. Tahun ini diprediksi mencapai 148.357 ton. Kemudian tahun 2021 akan naik menjadi 152.088 ton. Pada tahun 2030, Provinsi Kaltara mampu memproduksi padi sebesar 177.012 ton.
Saat ini, DPKP Kaltara tengah menyusun perencanaan pengembangan melalui pemetaan daerah atau kawasan cabai dan bawang merah di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan yang potensial untuk dikembangkan. DPKP tambahnya, juga mendorong kabupaten/kota lainnya yang berminat dalam pengembangan komoditas tersebut. “Kita juga menyiapkan rencana pembiayaannya dan mempromosikan peluang-peluang investasi pertanian di Kaltara di dinas terkait yang membidangi promosi dan investasi,” tuturnya.
Kawasan food estate di Bulungan juga sangat potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi daerah IKN. Sebab food estate merupakan kawasan strategis dengan posisi dan luasan lahan yang bebas status peruntukkannya serta berada dekat dengan sumber air. “Oleh karena itu kebijakan pembangunan pertanian mulai dari pemprov, pemkab, hingga kecamatan dan desa harus serius, sejalan selaras dan terpadu antar tiap sub sektor dalam merencanakan pendukungan dalam pembangunannya,” tuturnya.
Secara jangka panjang, sektor pertanian Provinsi Kaltara, tuturnya, diharapkan mampu mewujudkan swasembada pangan. Artinya ketersediaan pangan yang cukup mutu, baik serta memiliki gizi yang tinggi bagi penduduk. Lalu, secara ekonomi SDM pertanian menjadi baik dengan semakin meningkatnya taraf hidup petani. “Ke depan, kita juga berharap Kaltara juga akan banyak memanfaatkan alat mekanis pertanian yang maju dan modern dan tersedianya sarana produksi yang memadai. Kita juga ingin bertambah banyak pelaku-pelaku pembangunan pertanian di Kaltara dari hulu dan hilir,” tutupnya.(humas)