November 16, 2025
Kaltara Tarakan

Sepekan Terakhir, Empat Titik Longsor Terjadi di Kota Tarakan

  • Juli 14, 2025
  • 2 min read
Sepekan Terakhir, Empat Titik Longsor Terjadi di Kota Tarakan

Kalimantan Raya, Tarakan – Hujan deras yang mengguyur Kota Tarakan selama sepekan terakhir memicu bencana tanah longsor di beberapa wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan mencatat, sedikitnya empat titik longsor terjadi di sejumlah kelurahan, dengan dampak bervariasi pada pemukiman warga dan infrastruktur.

Lokasi terdampak tersebar di RT 27 Kelurahan Sebengkok, RT 12 dan RT 44 Kelurahan Karang Anyar, serta kawasan Jalan Gunung Peningki.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Tarakan, Supriyadi, longsor pertama di Sebengkok menyebabkan bagian siring rumah warga runtuh. BPBD langsung menyalurkan bantuan darurat berupa terpal dan karung, yang akan diisi pasir untuk menahan potensi longsor susulan.

“RT setempat berencana menggelar kerja bakti bersama BPBD dan Satpol PP. Tapi waktunya masih menunggu konfirmasi dari pihak RT,” jelas Supriyadi, Kamis (10/7).

Sementara itu, longsor di RT 12 Karang Anyar, tepatnya di Jalan Aster, terjadi pada Minggu (6/7). Tim gabungan dari BPBD, DLH, Dinas Perkim, Babinsa, dan pihak kelurahan telah melakukan peninjauan di lokasi. Bagian siring kembali menjadi titik terlemah yang terdampak akibat tingginya curah hujan.

Di RT 44 Karang Anyar, longsor terjadi sehari sebelumnya, pada 5 Juli. Meskipun tidak menimbulkan korban, tanah amblas di sekitar rumah warga. Penanganan dilakukan secara mandiri oleh pemilik rumah.

Adapun di Jalan Gunung Peningki, tanah longsor juga dilaporkan terjadi. Menurut Supriyadi, warga telah mengambil inisiatif untuk melakukan penanganan awal, sementara Dinas Perkim berencana mengusulkan bantuan, meski belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

“Usulan bantuan dari Perkim harus masuk ke program tahun berikutnya. Tahun ini belum bisa ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Supriyadi menegaskan, BPBD hanya dapat memberikan bantuan pada infrastruktur umum yang terdampak bencana. Sementara untuk kerusakan yang menimpa rumah pribadi, biasanya menjadi wewenang dinas teknis seperti Perkim.

Sejauh ini, sepanjang tahun 2025 hingga awal Juli, BPBD Tarakan telah menangani sejumlah kejadian longsor, meskipun rekap detailnya masih dalam proses penyusunan.

“Yang penting, setiap laporan masuk langsung kami tindak lanjuti dan koordinasikan,” ujarnya.

Dengan cuaca ekstrem yang masih berlanjut, BPBD mengingatkan warga yang tinggal di lereng atau dekat tebing agar meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan turun terus-menerus.

“Kalau hujan deras tak kunjung reda, kami sarankan warga di area rawan longsor mengungsi sementara. Ingat, nyawa tidak bisa diganti. Harta bisa dicari, tapi keselamatan adalah yang utama,” pungkas Supriyadi.

Sc radarberau.com