Sudah Siap Lahan 720 Ha
– Kewajiban Dipenuhi, Pemprov Kini Dorong Pusat
TANJUNG SELOR – Akhir pekan (17/5/2020) kemarin, dimanfaatkan Gubernur Kaltara Irianto Lambrie meninjau kawasan rencana Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor di Gunung Seriang, Tanjung Selor.
Gubernur menembus lereng-lereng bukit lahan KBM yang terjal dan curam. Ia juga memantau patok demi patok yang sudah tertancap kokoh di lokasi yang diproyeksikan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kaltara.
“Total lahan KBM yang sudah kita siapkan sudah sekitar 720 hektare. Beberapa bidang dalam proses pematangan dan penimbunan. Karena kontur lahan di lokasi KBM berbukit-bukit, sehingga perlu diratakan,” kata Gubernur di sela peninjauan.
Saat ini bergulir proses pematangan lahan, pembangunan kantor inspektorat, dan pembangunan ruas jalan utama. KBM Tanjung Selor merupakan proyek nasional, salah satu dari 10 kota di luar pulau Jawa yang dikembangkan pusat yang diusulkan Pemprov Kaltara kepada Presiden Jokowi pada Musrenbang Regional Kalimantan di Tarakan tahun 2014 silam. “Kita harus optimistis, KBM Tanjung Selor akan terealisasikan dengan percepatan-percepatan yang Pemprov lakukan bersama pemerintah (pusat),” jelasnya.
Pada intinya sebut Gubernur, kewajiban Pemprov menyiapkan lahan KBM telah terpenuhi. Hanya perlu dorongan agar rencana-rencana aksi 12 kementerian yang diberi tugas oleh Presiden Jokowi sesuai yang tertuang dalam Instruktur Presiden Nomor 9 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan KBM Tanjung Selor direalisasikan.
Selain tengah menyiapkan pusat pemerintahan, Pemprov Kaltara juga menyiapkan lokasi perumahan pegawai di KBM. Gubernur telah menunjuk lokasi seluas 20 hektare yang saat ini dalam tahap pematangan lahan. “Kalau tahun depan siap uangnya, bisa kita mulai bangun,” ujarnya.
Selain perumahan, kebutuhan air bersih juga sudah mulai dipikirkan. Hanya kurang lebih 100 meter dari rencana lokasi pembangunan perumahan pegawai terdapat intake berkapasitas 50 liter per detik yang akan dioperasikan untik kebutuhan air bersih seluruh kawasan KBM.
“Sementara jangka pendek kita masih pakai intake Sungai Buaya. Tetapi intake di sana sudah mengalami pendangkalan,” tutupnya.(humas)