November 9, 2025
Ekonomi Kaltara Tarakan

Tak Hanya Uang Kertas, BI Kaltara Kenalkan QRIS untuk Disabilitas di Kota Tarakan

  • September 13, 2025
  • 2 min read
Tak Hanya Uang Kertas, BI Kaltara Kenalkan QRIS untuk Disabilitas di Kota Tarakan

KalimantanRaya, Tarakan – Dalam upaya memperkuat literasi keuangan, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kalimantan Utara (Kaltara) menyelenggarakan program edukasi khusus bagi komunitas disabilitas. Bertempat di Perpustakaan BI Kaltara pada Jumat (12/9), sosialisasi bertajuk “Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah” serta pengenalan QRIS ini menyasar Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Tarakan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltara, Seno Indarto, menyampaikan bahwa program ini sangat krusial, terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah perbatasan. “Kami ingin memastikan masyarakat Kaltara semakin paham dan bangga menggunakan Rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia,” ujar Seno.

Selain itu, Seno juga membagikan tips praktis tentang cara merawat uang kertas dengan baik, seperti tidak melipat, menstaples, mencoret, membasahi, atau meremasnya.

Sekretaris PPDI Kota Tarakan, Gode Permana, menyambut baik inisiatif ini dan mengungkapkan bahwa banyak anggota yang mendapatkan pengetahuan baru. Ia mencontohkan, salah satu pengetahuan paling berharga adalah cara mengidentifikasi keaslian uang Rupiah, khususnya bagi teman-teman disabilitas netra.

“Tadi ada pertanyaan dari teman kami yang kebetulan netra: ‘Bagaimana kami bisa tahu uang ini asli atau tidak, dan ketika transaksi tidak dibohongi?’,” jelas Gode. Menurutnya, jawaban dari BI sangat membantu, karena uang Rupiah memiliki tanda-tanda khusus yang bisa dirasakan untuk membedakan nominalnya.

Lebih lanjut, Gode mengatakan bahwa edukasi tentang penggunaan QRIS menjadi hal yang benar-benar baru bagi komunitasnya. “Kami jadi tahu bahwa kami bisa menggunakan QRIS untuk bertransaksi di mana saja, bahkan ke luar negeri,” tambahnya.

Atas manfaat yang dirasakan, Gode berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan oleh BI. Sosialisasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pemahaman tentang Rupiah, tetapi juga memperluas akses komunitas disabilitas terhadap layanan keuangan digital, mendukung terwujudnya masyarakat nontunai di Indonesia.