Tragedi Saat Aksi Damai di Tanjung Selor, Badko HMI Kaltim-Kaltara Desak Usut Tuntas Insiden Terbakarnya Mahasiswa
Kalimantan Raya, Tanjung Selor – Insiden tragis mewarnai aksi damai Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tanjung Selor, Kamis (17/7), di depan Mako Polda Kalimantan Utara. Tiga mahasiswa mengalami luka bakar serius akibat ledakan api yang diduga dipicu oleh kelalaian aparat saat pengamanan berlangsung.
Aksi unjuk rasa awalnya berlangsung tertib dengan massa menyampaikan aspirasi mereka. Namun ketegangan meningkat saat demonstran mulai membakar ban sebagai simbol protes. Di tengah kericuhan, terjadi peristiwa nahas yang menyebabkan tiga kader HMI terbakar.
Menurut keterangan di lapangan, seorang mahasiswa HMI yang membawa botol berisi bensin dirampas oleh aparat. Cairan tersebut kemudian tidak sengaja tumpah ke arah kerumunan massa yang berada dekat dengan titik api, menyebabkan kobaran api menyambar tubuh beberapa peserta aksi.
Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua HMI Badko Kalimantan Timur-Kalimantan Utara, Ashan Putra Pradana, angkat bicara. Ia mengecam keras dugaan kelalaian aparat yang menyebabkan jatuhnya korban dari kalangan mahasiswa.
“Kami sangat menyayangkan tindakan aparat yang sembrono. Seharusnya mereka menjadi pelindung dalam aksi damai, bukan malah memicu kejadian yang membahayakan nyawa mahasiswa,” tegas Ashan saat dikonfirmasi pada Jum’at (18/7).
Ashan menambahkan, insiden ini tidak hanya mencederai fisik kader HMI, tetapi juga mencoreng nilai-nilai demokrasi dan hak konstitusional warga negara dalam menyampaikan pendapat secara terbuka.
“Aksi damai adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi. Maka ketika dalam pelaksanaannya justru berujung pada kekerasan, negara wajib hadir untuk mengusut tuntas dan memberikan keadilan,” lanjutnya.
Ketiga mahasiswa yang menjadi korban sempat mendapat penanganan darurat di Puskesmas Kilo 12, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Bulungan untuk perawatan lebih lanjut. Hingga saat ini, kondisi ketiganya masih dalam penanganan intensif tim medis.
Ashan juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini agar tidak tenggelam di tengah pemberitaan. Ia meminta aparat penegak hukum bertindak profesional, transparan, dan tidak saling menutupi dalam proses penyelidikan.
“Kami dari Badko HMI akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Tidak boleh ada yang ditutupi. Harus ada yang bertanggung jawab, karena ini menyangkut nyawa kader kami,” tegasnya lagi.





