BMKG Tarakan Minta Masyarakat Waspadai Curah Hujan Tinggi
TARAKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya peningkatan potensi hujan di Kaltara dalam sepekan ke depan.
Kepala Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi mengatakan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer di wilayah Indonesia saat ini menunjukkan masih adanya ex-Tropical Cyclone Trami yang mulai memasuki daratan Vietnam dengan potensi melemah dan Tropical Cyclone Kong-Rey yang berada di Laut Filipina, sebelah timur laut Filipina.
“Berbeda dari ex-TC Trami yang diprakirakan melemah, TC Kong-Rey yang saat ini memiliki kecepatan angin maksimum 50 knot ini berpotensi mengalami penguatan dalam 24 jam ke depan,” kata Sulam.
Namun demikian, TC Kong-Rey diperkirakan akan bergerak ke arah Barat Laut, menjauhi Indonesia, sehingga dampaknya terhadap wilayah tanah air semakin berkurang.
“Berkurangnya pengaruh ex-TC Trami dan TC Kong-Rey di wilayah Indonesia ini menyebabkan massa udara yang sebelumnya tertarik mendekati sistem menjadi lebih dinamis,” ungkapnya.
Hal ini membuat konektivitas dan pengangkatan udara menjadi lebih aktif, sehingga hujan di sebagian wilayah Indonesia masih berpotensi terjadi.
“Sejumlah wilayah di Indonesia masih terpantau mengalami hujan dengan intensitas lebat yang diiringi angin kencang,” ungkapnya.
Meskipun secara global dan regional, nilai SOI, Nino 3.4 dan MJO yang berada di fase 6(Western Pacific) tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Namun, IOD terpantau mengalami peningkatan dalam nilai negatif yang menunjukkan potensi penguatan pola konvektif di wilayah Indonesia bagian barat.
“Aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin juga diperkirakan akan aktif di Sumatra bagian tengah hingga selatan, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Selatan dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya.
Selain itu, sirkulasi siklonik yang berada di Samudra Hindia barat Sumatera juga membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) memanjang di Samudra Hindia barat Bengkulu, Perairan barat Aceh hingga Sumatra Utara, Pesisir barat Lampung hingga Jambi dan Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, sehingga mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi/konfluensi tersebut.
“Wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi, potensi hujan masih didominasi pada sore hingga menjelang malam hari, dengan sebaran tidak merata dan durasi relatif singkat,” bebernya.
Hal ini umum terjadi pada masa peralihan dan di awal musim hujan yang diprakirakan terjadi pada akhir dasarian III Oktober hingga awal November.
“Dengan adanya potensi hujan sedang hingga lebat tidak merata di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi,” pungkasnya.