
Kalimantan Raya, Jakarta – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, menanggapi sorotan publik terkait besarnya gaji anggota dewan yang disebut mencapai lebih dari Rp 100 juta per bulan. Menurutnya, angka itu tidak sepenuhnya mencerminkan pendapatan tetap anggota DPR.
Dasco menjelaskan, tingginya take home pay anggota DPR pada periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025 dipengaruhi oleh tambahan tunjangan rumah sebesar Rp 50 juta per bulan. “Kemarin itu kan yang disampaikan salah satu anggota dewan karena digabung dengan tunjangan perumahan. Kalau tunjangan itu sudah tidak ada, ya tidak segitu besar lagi,” ujar Dasco di Gedung DPR, Senayan, Selasa (26/8).
Ia menegaskan, setelah masa pemberian tunjangan perumahan berakhir, gaji anggota DPR tidak lagi menembus angka fantastis seperti yang ramai dipersoalkan masyarakat.
Isu kenaikan gaji dan tunjangan DPR ini sebelumnya telah memicu gelombang unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (25/8). Ribuan massa dari berbagai elemen, mulai dari mahasiswa, pelajar, hingga masyarakat umum turun ke jalan menyuarakan protes.
Salah satunya Ari (25), pengemudi ojek online yang ikut aksi. Ia menilai para wakil rakyat lebih mementingkan kesejahteraan pribadi dibandingkan memperjuangkan kebutuhan masyarakat. “Tolong jangan mikirin perutnya sendiri lah. Enak banget kan gajinya naik, padahal itu juga dari kita, dari pajak,” ungkap Ari di tengah aksi.
Gelombang kritik ini menjadi pengingat bagi DPR agar menjaga kepercayaan publik dan menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi.