Difasilitasi Kedutaan RRT, Gubernur Temui Investor Besar

0

JAKARTA Mengawali 2018, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie kembali melanjutkan upaya untuk percepatan investasi dan pembangunan infrastruktur di Kaltara. Bertempat di Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Kamis (18/1) Gubernur bertemu dengan sejumlah investor dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

Pertemuan atas prakarsa dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman itu, difasilitasi langsung oleh Kedubes RRT untuk Indonesia. Dalam kesempatan itu, Kedubes RRT diwakili oleh Mr Wang Liping, Wakil Dubes RRT bidang ekonomi dan perdagangan.
Beberapa perusahaan yang hadir memiliki fokus usaha berbeda. Ada yang bidang energi, infrastruktur hingga manufacturing. Di antaranya ada Hans Energy, China Gezhoba, Power China Resourching dan beberapa lainnya.
Untuk diketahui, antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok telah menjalin hubungan bilateral di bidang peningkatan infastruktur dan investasi melalui skema Belt and Road Initiative (BRI). Di mana Kaltara termasuk dari 4 provinsi yang berada dalam program ini. Yakni Sumatera Utara (Sumut), Sulawesi Utara (Sulut) dan Bali. “Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara sekaligus sebagai perwakilan pemerintah di daerah, saya menyampaikan terima kasih. Utamanya kepada Mr Wang yang telah memfasilitasi pertemuan dan diskusi ini, ujar Gubernur mengawali pembicaraan dalam pertemuan yang berlangsung dengan penuh keakraban itu.
Dalam kesempatan itu, perwakilan dari tiap perusahaan tersebut memperkenalkan sekaligus memaparkan bidang usaha mereka masing-masing. Kami sangat menyambut baik tawaran-tawaran investasi yang dipaparkan tadi. Dengan harapan bisa direalisasikan, dan tentunya tetap berpegang pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, ujarnya.
Kaltara kata Gubernur, sebagai provinsi baru memiliki banyak potensi. Sehingga peluang untuk berinvestasi di Kaltara sangatlah besar. Di antaranya, potensi hydro power. Irianto mengungkapkan, Kaltara memiliki banyak sungai besar. Di mana hasil studi, sungai-sungai di Kaltara berpotensi menghasilkan listrik 15.000 Megawatt hingga 20.000 Megawatt.
“Saat ini yang sedang berproses adalah PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) di Sungai Kayan. Disini kita targetkan menghasilkan 9.000 Megawatt energi listrik, ungkapnya.
Gubernur mengatakan, PT Kayan Hydro Energy (KHE), selaku investor yang akan membangun PLTA di Sungai Kayan telah mengantongi izin-izinnya. Baik dari kabupaten, provinsi maupun dari pusat. Saat ini, lanjutnya, perusahaan sedang mempersiapkan pra konstruksi untuk pembangunan bendungan tahap I dengan kapasitas 900 Megawatt. Tinggal menunggu izin konstruksi bendungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sembari proses pembebasan lahan berjalan.
Dalam hal pembiayaan maupun teknis kegiatan, PT KHE telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan dari Tiongkok. Bahkan beberapa di antaranya hadir dalam pertemuan tadi. Seperti Power China Resourching, China Gezhoba Group dan beberapa lainnya. “Untuk kelanjutannya, silakan nanti saling diskusi, berkomunikasi. Karena itu merupakan business to business. Kita dari pemerintah daerah siap memfasilitasi, ujar Irianto.
Selain PLTA Kayan, dibeberkan Gubernur, beberapa sungai di Kaltara juga telah berprogres untuk dibangun PLTA. Seperti Serawak Energy Berhad yang akan membangun PLTA 1.000 Megawatt di Sungai Malinau. Lalu Hyundai yang akan membangun PLTA 2 x 150 Megawatt di Sungai Mentarang, serta Hans Energy di Sungai Sembakung Nunukan. “Kesiapan energi memang menjadi konsen utama. Karena dengan ketersediaan listrik, saya yakin investasi lainnya akan mudah masuk. Bahkan beberapa perusahaan sudah siap masuk. Seperti PT Inalum (persero) yang akan membangun smelter di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Kemudian Tsingshan, perusahaan industri logam dari China, paparnya.
Tak hanya PLTA, Gubernur mengatakan, Kaltara juga memiliki potensi batubara dan gas yang besar dan bisa menjadi bahan utama pembangkit listrik. Di luar bidang energi, dalam pertemuan tersebut juga ada paparan perusahaan dari Tiongkok yang akan melakukan studi pembangunan Jembatan Bulungan-Tarakan (Bulan). Adalah China Road and Bridge Corporation (CRBC). Perusahaan yang berpengalaman membangun jembatan, dan salah satunya Jembatan Suramadu yang menghubungkan Madura dengan Surabaya itu, juga berminat untuk menjadi investor yang akan membangun Jembatan Bulan.
Mengenai rencana pembangunan Jembatan Bulan, dikatakan Gubernur, akan menjadi salah satu materi yang akan dipaparkan hari ini (19/1) di depan Menteri PUPR. “Saya mengharapkan, untuk studi hingga pembuatan desain jembatan bisa dianggarkan melalui dana hibah dari Tiongkok untuk Indonesia. Makanya, akan saya sampaikan besok (hari ini, Red.) kepada Menteri PUPR, jelasnya.
Meski dengan nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang relatif kecil, Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara juga telah berupaya untuk mewujudkan pembangunan Jembatan Bulan. Salah satunya, Pemprov Kaltara telah mulai membangun jalan pendekat ke Jembatan Bulan. “Memang untuk membangun jembatan dengan panjang 7,2 kilometer lebih itu membutuhkan dana yang tidak sedikit, yaitu sekitar Rp 10 triliunan. Tapi dengan usaha, insya Allah akan bisa terealisasi, kata Irianto.
Potensi lain di Kaltara, termasuk yang dipaparkan Gubernur dalam pertemuan tersebut. Antara lain hutan konservasi yang sangat luas. Bahkan ditetapkan menjadi Heart of Borneo (HoB). Di mana ini bisa menjadi potensi wisata sekaligus objek penelitian. “Kaltara juga memiliki emas, dan yang tak kalah menariknya, Kaltara memiliki potensi perikanan dan kelautan yang besar. Salah satunya udang dan kepiting dari Kaltara yang telah diakui di pasar dunia, imbuhnya.
Gubernur berharap, rencana-rencana investasi yang ditawarkan para investor bisa secepatnya direalisasikan. Beberapa MoU (Memorandum of Understanding) sudah kita lakukan. Termasuk beberapa tawaran lain. Saya menginginkan usaha kita sejak 2017 lalu ini, sudah bisa terealisasi tahun ini, urai Gubernur.(humas)

Share.

Leave A Reply