DKP Optimis Nilai Ekspor Perikanan 2019 Meningkat
TANJUNG SELOR – Sektor perikanan menjadi komoditi unggulan untuk ekspor di Kalimantan Utara (Kaltara). Dari nilai ekspor non migas pada periode Januari hingga Oktober 2018 sebesar USD 910,02 juta, terbesar dari sektor perikanan. Yaitu berupa ikan dan krustasea atau udang yang mencapai USD 12,89 juta.
“Ini merupakan potensi besar untuk ekspor non migas pada sektor kelautan dan perikanan di Kaltara,“ ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara Amir Bakrie, saat di temui di Gedung Pusat Informasi Penegembangan Pemukiman dan Bangunan (PIP2B), Kamis (19/12).
Amir menyatakan, di sektor perikanan ekspor udang yang paling mendominasi. Hal ini juga karena telah tersedianya fasilitas pesawat kargo yang mengangkut komoditi unggulan Kaltara ini, dari Tarakan menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia. “Rencananya khusus Ikan bandeng juga akan kita ekspor. Karena produksinya cukup besar. Termasuk kepiting, itu juga harus diekspor secara resmi, jangan lagi hanya mengirim tanpa tercatat secara resmi,” ungkapnya.
Mengenai target tahun depan, Amir optimis nilai ekspor dari komoditi perikanan bisa meningkat lebih besar dari tahun ini. Prediksi peningkatan 10-20 persen. Karena adanya pesawat khusus memuat kargo yang mengekspor komoditi pada sektor kelautan dan perikanan. “Apalagi ada beberapa perusahaan baru yang memproduksi komoditi perikanan. Seperti salah satunya pabrik ebi (udang kering) yang sudah mulai beroperasi di Tanah Kuning, Tanjung Palas Timur, Bulungan. Ini juga akan menambah nilai ekspor kita,” ungkap Amir lagi.
Disebutkan, selama ini komoditi perikanan masih didominasi udang. Maka itu, tahun depan DKP Kaltara akan berupaya meningkatkan komoditi kelautan dan perikanan lainnya yang akan diekspor. Seperti udang papai, dan ikan bandeng. “Khusus Ikan Bandeng nanti akan diadakan penjajakan untuk pembibitan bandeng. Ini juga akan kita lakukan, karena di Kaltara belum ada produksi bibit bandeng,” lanjutnya.
Amir menambahkan, salah satu perusahaan industri udang papai yang berada di Mangkupadi, dalam waktu dekat akan memberikan bantuan perahu kepada nelayan udang papai. Sehingga kebutuhan untuk perusahan industrinya itu dapat terpenuhi. “Selama ini produksinya masih kecil. Karena untuk alat pencari udang papai itu masi terbatas. Dengan adanya bantuan alat ini sangat membantu nelayan. Bagi pemerintah, juga mendukung dalam mengurangi kemiskinan dengan membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya,” tutur Amir.
Lebih lanjut dikatakan Amir, peningkatan jumlah ekspor non migas pada komoditi perikanan, diyakini dapat meningkatkan pendapatan daerah di Kaltara. Terutama pada pengelolaan pelabuhan tengkayu II yang kini dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.
“Pelabuhan Perikanan atau Tengkayu II di Tarakan akan kami siapkan fasilitas kepada pengusaha atau nelayan untuk memberikan tempat penyimpanan bahan bakunya,” jelas Amir. Melalui itu, imbuhnya, pengusaha pada bidang sektor kelautan dan perikanan akan membayar pajak. Sehingga ada pemasukan ke daerah. “Pembayaran pajak ini khusus pengusaha yang mengekspor hasil tangkapannya pada komoditi kelautan dan perikanan,” pungkasnya.(humas)