October 1, 2025
Featured Kaltara Tarakan

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Kaltara, Sasar Lima Pulau Perbatasan

  • Juli 26, 2025
  • 2 min read
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Kaltara, Sasar Lima Pulau Perbatasan

Kalimantan Raya, Tarakan – Bank Indonesia kembali menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025 sebagai bagian dari komitmen menghadirkan uang Rupiah yang layak edar ke seluruh pelosok negeri, termasuk wilayah 3T (terdepan, terluar, terpencil). Kegiatan ini sekaligus menjawab amanat Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

Wilayah Kalimantan Utara menjadi titik ke-10 dari total 18 ekspedisi yang dijadwalkan tahun ini. Seremoni pelepasan tim ekspedisi berlangsung di Dermaga Lantamal XIII Tarakan pada Selasa, (15/7). Kapal perang KRI Singa – 651 ditugaskan mengantar tim ke lima pulau, yakni Sebatik, Derawan, Maratua, Teluk Sulaiman, dan Bunyu.

Tim ekspedisi terdiri dari 15 pegawai Bank Indonesia dan 58 personel TNI AL, dipimpin oleh Komandan KRI Singa Letkol Laut (P) Leonardus Deddy. Kegiatan ERB kali ini meliputi layanan penukaran uang layak edar, edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah, serta pasar murah yang digelar di Pulau Sebatik bersama TPID Kabupaten Nunukan. TNI AL juga membuka akses kunjungan masyarakat ke kapal perang melalui program Open Ship.

Kegiatan dilepas langsung oleh Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Hari Widodo, bersama Komandan Lantamal XIII Laksamana Pertama TNI Dr. Ferry Supriady. Hadir pula Asisten Administrasi Umum Setprov Kaltara Polymaart Sijabat mewakili Gubernur Kalimantan Utara, serta unsur Forkopimda provinsi.

Polymaart menegaskan bahwa Kaltara sebagai garda terdepan bangsa sangat strategis bagi penguatan kedaulatan negara. “Kegiatan ERB ini adalah simbol nyata kehadiran negara dan bentuk sinergi pusat-daerah dalam menjaga eksistensi Rupiah di perbatasan,” ujarnya.

Laksamana Ferry menambahkan bahwa kerja sama BI dan TNI AL mencerminkan semangat bela negara lintas sektor. “TNI AL menjaga wilayah dengan pertahanan, sementara BI menjaga kedaulatan ekonomi dengan Rupiah,” ungkapnya.

Hari Widodo menyebut ada tiga tantangan utama dalam pendistribusian Rupiah. Medan geografis yang luas dan sulit dijangkau, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya memperlakukan uang dengan baik, serta masih adanya penggunaan mata uang asing di daerah perbatasan.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan jaringan kantor perwakilan. Diperlukan sinergi lintas elemen bangsa agar kehadiran Rupiah benar-benar dirasakan seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya.

Pelaksanaan ERB 2025 diharapkan memperkuat literasi masyarakat soal Rupiah dan memastikan distribusi uang yang aman dan berkualitas hingga ke ujung negeri.