HMI dan Bawaslu Kaltara, Kembali Selenggarakan ‘SOSIALISASI PENGAWASAN PARTISIPATIF’
TARAKAN – Korps HMI Wati Cabang Tarakan dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Porvinsi Kalimantan Utara kembali menyelenggarakan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif yang bertajuk ‘Representasi Peran Perempuan dalam Cegah Hoaks dan Polititisasi SARA serta Politik Uang di Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2024’, di Hotel Lotus Panaya, Senin (4/11/2024).
Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Kordiv Pencegahan, Parmas dan Humas (P2H) Bawaslu Kaltara, Arif Rochman, S.E., M.M. Serta dibuka oleh Kordiv Penanganan Pelanggaran Data dan Informasi Bawaslu Kaltara, Fadliansyah, S.H., M.H. Adapun narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan itu adalah Dr. Nurasikin, S.HI., M.H dan Suryani, S.E., M,Pd.
Dalam sesi awal tentang Cegah Hoaks dan Politisasi SARA, Nurasikin selaku narasumber, menyampaikan bahwa dengan berpikir kritis diharapkan kita mampu mengawal jalannya pesta demokrasi dengan tetap tenang menyikapi tagar di media sosial dan tidak menyebarkan hoaks.
“Dalam peraturan perundang-undangan kita, tidak ada istilah hoaks melainkan berita bohong. Hoaks terjadi bukan karena kebetulan, tetapi adanya kekurangan dan ketidaksepahaman dalam informasi yang tersedia maupun kekosongan pemahaman besar antara apa yang perlu diketahui dan yang tidak perlu diketahui” terang dia.
Selanjutnya, pada sesi selanjutnya, Mantan Ketua Bawaslu Kaltara, Suryani, menjelaskan bahwa perempuan memiliki beragam kelebihan dibanding laki-laki sehingga, punya peran tersendiri dalam mengawasi jalannya Pilkada.
“Perempuan diperlukan untuk mengawasi jalannya Pilkada sebagai peluang untuk mendapatkan pemimpin yang memahami kebutuhan perempuan, mampu memastikan masalah perempuan, dan kelompok rentan tersentuh,” ujarnya.
Ia lanjut menjelaskan, Sosialisasi Pengawasan Partisipatif selain menjadi wadah pendidikan politik juga diharapkan mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mengawasi berjalannya pesta demokrasi.
“Melalui pendidikan politik diharapkan dapat menjadi kristal keberanian yang melahirkan generasi yang berani menyampaikan politisasi sara dan politik uang.” tutupnya.