Kawasan Perbatasan Masih Jadi Prioritas
TANJUNG SELOR – Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Kaltara, Dr Teguh Setyabudi mengungkapkan pengembangan kawasan perbatasan masih menjadi prioritas. Karena itu, ia mengumpulkan Camat dari wilayah perbatasan guna mengetahui perkembangan wilayah beranda terdepan NKRI ini pada Senin (30/11) di Gedung Gadis Pemprov Kaltara.
“Sebagaimana diketahui, Kaltara menjadi salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Tak ayal, julukan sebagai batas negara selalu melekat di provinsi bungsu ini,” kata Teguh saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pembangunan Perbatasan Kaltara.
Sebagai beranda terdepan, kata Teguh, sudah seharusnya daerah perbatasan mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Mulai dari pembangunan infrastruktur, ekonomi hingga peningkatan sumber daya manusia di perbatasan. “Kita sudah melihat infrastruktur jalan yang terbangun di Krayan, ini salah satu bukti pemerintah hadir di sana, termasuk penyeragaman BBM satu harga yang sudah berjalan,” lanjutnya.
Selain itu, perihal pertahanan dan keamanan juga harus diperhatikan dengan waspada mengingat berbatasan langsung dengan negara lain. Artinya, arus lalu lintas orang ke Malaysia juga harus menjadi perhatian serius. “Karena itu, Nawacita yang sudah ditetapkan pada periode lalu harus diupayakan. Program Nawacita tentu masih menjadi perhatian kita bersama walau sudah berganti periode, jangan samapi apa yang diupayakan selama ini terhenti,” bebernya.
Karena itu, melalui rakor perbatasan ini ia berharap partisipasi masyarakat dalam membangun perbatasan dapat digambarkan melalui kegiatan yang tepat guna dan sasaran. Sehingga kualitas infrastruktur dasar di wilayah tersebut dapat diwujudkan. “Ini dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Teguh mengungkapkan, selama ini instansi terkait juga telah melakukan berbagai macam upaya. Salah satunya melakukan koordinasi dengan bagian perbatasan pada daerah tingkat II yaitu Kabupaten Malinau dan Nunukan. Koordinasi ini dilakukan agar mengetahui permasalahan yang terjadi di perbatasan. “Tentunya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara sadar bahwa pembangunan kesejahteraan sosial tidak mungkin dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri. Namun harus ada dukungan dari masyarakat, lembaga dan dunia usaha,” ungkapnya.
Pasalnya, dengan sinergitas tersebut, perlu dilakukan analisa permasalahan pembangunan di kawasan perbatasan. Sehingga Pemprov Kaltara memiliki data valid yang dapat dipertanggungjawabkan secara empiris. Data tersebut pula yang akan menjadi pegangan gubernur untuk dilaporkan kepada Presiden RI tentang keadaan daerah perbatasan. “Sehingga nantinya, kita berharap pemerintah pusat juga memprioritaskan program pembangunan di daerah perbatasan Kaltara. Seperti yang kita rasakan saat ini,” tuntasnya.(humas)