Ketua HMI Tanjung Selor Kecam Tindakan Represif Polisi, Minta Aparat yang Terlibat Dipecat
Kalimantan Raya, Tanjung Selor – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tanjung Selor, Zulfikar, mengeluarkan pernyataan tegas terkait insiden tragis yang terjadi saat aksi unjuk rasa mahasiswa pada Kamis, (17/7). Dalam pernyataannya, Zulfikar mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian yang dinilai telah melanggar hak konstitusional warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum.
Aksi damai yang dilakukan mahasiswa bersama masyarakat dan pemuda Bulungan diwarnai insiden menyakitkan ketika tiga kader HMI mengalami luka-luka. Dua di antaranya mengalami luka bakar serius dan harus menjalani perawatan medis intensif.
“Atas nama HMI Cabang Tanjung Selor, saya mengecam keras tindakan aparat kepolisian, khususnya dari jajaran Polda Kalimantan Utara, yang telah bertindak represif terhadap peserta aksi,” ujar Zulfikar dalam pernyataan resminya.
Zulfikar menekankan bahwa kebebasan berpendapat telah dijamin oleh undang-undang, dan setiap tindakan kekerasan terhadap penyampaian aspirasi publik adalah bentuk pelanggaran serius terhadap prinsip demokrasi.
Ia menuntut agar Kapolri dan Divisi Propam Polri segera mengusut tuntas insiden tersebut dan memberikan sanksi tegas kepada aparat yang terlibat, termasuk pemecatan tidak hormat.
“Kami menolak segala bentuk toleransi terhadap tindakan kekerasan ini. Proses hukum harus dijalankan seadil-adilnya. Kami ingin keadilan ditegakkan tanpa kompromi,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kronologi lengkap dan identitas aparat yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Sementara itu, para korban masih menjalani perawatan di RSUD Bulungan.
Insiden ini menambah daftar panjang kekhawatiran publik terhadap kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap hak-hak sipil di wilayah perbatasan Kalimantan Utara.





