Pengangguran Melonjak, Ahli Sarankan Masyarakat Cari Kerja ke Luar Negeri

Kalimantan Raya, Nasional – Ketimpangan antara pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja di Indonesia makin memprihatinkan. Ribuan lulusan perguruan tinggi kini terpaksa banting setir menjadi sopir, asisten rumah tangga, atau pekerja informal lainnya karena terbatasnya lowongan kerja di sektor formal.
Pengamat ketenagakerjaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Noor Effendi, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di kisaran 5 persen per tahun hanya mampu menciptakan sekitar 1,5 juta lapangan kerja baru. Padahal, setiap tahunnya jumlah angkatan kerja baru mencapai 3 hingga 3,5 juta orang.
“Belum lagi ditambah mereka yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibatnya, banyak yang akhirnya memilih sektor informal atau bekerja di luar negeri,” jelas Tadjudin dalam keterangannya.
Kondisi ini mendorong para ahli ketenagakerjaan untuk merekomendasikan solusi jangka pendek: mendorong penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI), Ivan Taufiza, menyatakan bahwa beberapa negara seperti Australia, Polandia, Inggris, dan Jepang saat ini membuka ribuan lowongan kerja di sektor pertanian, restoran, hingga layanan publik.
“Peluangnya besar, bahkan banyak dari negara tersebut tidak mensyaratkan pendidikan tinggi. Yang penting ada keterampilan dan kemauan,” kata Ivan.
Untuk meningkatkan daya saing, Ivan dan Tadjudin menyarankan para pencari kerja agar mengikuti pelatihan keterampilan serta memperoleh sertifikasi keahlian yang diakui secara internasional. Penguasaan bahasa asing juga dinilai menjadi faktor penting agar mudah beradaptasi di negara tujuan.
Selain membantu menekan angka pengangguran dalam negeri, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dinilai mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara melalui remitansi atau kiriman uang dari luar negeri.
“Langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi pekerja, tapi juga memberi dampak ekonomi yang lebih luas bagi keluarga dan daerah asalnya,” ujar Tadjudin menegaskan.
Pemerintah pun diharapkan dapat memperluas skema pelatihan, mempercepat sertifikasi, dan memfasilitasi penempatan kerja ke luar negeri secara resmi dan aman, terutama bagi angkatan kerja muda yang terus bertambah setiap tahun.