August 26, 2025
Hukum Kaltara Nunukan

PMI Asal Bone Jadi Korban Penikaman di Malaysia, Dipulangkan Lewat Nunukan dalam Kondisi Luka Serius

  • Juni 29, 2025
  • 2 min read
PMI Asal Bone Jadi Korban Penikaman di Malaysia, Dipulangkan Lewat Nunukan dalam Kondisi Luka Serius

Kalimantan Raya, Nunukan – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dipulangkan ke tanah air dalam kondisi luka berat setelah menjadi korban penikaman di tempat kerjanya di wilayah Keningau, Sabah, Malaysia.

Pria bernama Syahrir (53) tersebut tiba di Pelabuhan Internasional Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, pada Kamis (26/6) sore, dalam keadaan terbaring di atas brankar dan berselimut tebal.

Koordinator Pelindungan PMI pada BP2MI Nunukan, Asriansyah, mengonfirmasi bahwa Syahrir merupakan warga Desa Matuju, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone.

Ia dipulangkan menggunakan KM Bahagia Express, setelah sebelumnya mendapat perawatan dari Rumah Sakit Daerah Keningau.

“Syahrir bekerja sebagai penjaga kebun. Berdasarkan informasi yang kami terima, ia ditikam saat mencoba menegur sekelompok pekerja yang sedang mengonsumsi minuman keras di area kebun sawit yang dijaganya,” jelas Asriansyah saat dihubungi Jumat (27/6).

Peristiwa penikaman tersebut membuat Syahrir menderita luka serius dan harus segera mendapatkan penanganan medis lanjutan. Menurut Asriansyah, pemulangan Syahrir dilakukan berdasarkan permintaan dari anak kandungnya, Ria Meilinda, yang berdomisili di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Surat dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu yang diterima BP2MI, dengan nomor 0405/PK/06/2-25/05/05, menyebutkan bahwa Syahrir telah dinyatakan cukup stabil untuk menjalani perjalanan laut, meski masih harus dalam posisi berbaring.

Setibanya di Nunukan, Syahrir langsung dirujuk ke RSUD Nunukan untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Biaya perawatan ditanggung oleh BP2MI.

“Saat ini kami prioritaskan pemulihan kondisi kesehatannya. Bila nanti sudah dinyatakan layak untuk bepergian oleh dokter, Syahrir akan dipulangkan ke Balikpapan untuk dirawat oleh pihak keluarga,” tambah Asriansyah.

Kasus ini menambah daftar panjang risiko yang dihadapi para PMI, khususnya mereka yang bekerja di sektor informal tanpa perlindungan maksimal.

BP2MI pun mengingatkan pentingnya peningkatan perlindungan dan pengawasan terhadap para pekerja migran, baik selama berada di luar negeri maupun saat proses repatriasi.