November 16, 2025
Hukum Kaltara Tarakan

Rekening Terkuras, Iskandar Kehilangan Rp575 Juta dalam Sekejap

  • Mei 3, 2025
  • 2 min read
Rekening Terkuras, Iskandar Kehilangan Rp575 Juta dalam Sekejap

Kalimantan Raya, Tarakan – Dalam hitungan menit, Iskandar, warga Kota Tarakan, kehilangan Rp575 juta dari dua rekening miliknya di Bank Negara Indonesia (BNI). Dana itu raib melalui transaksi di aplikasi Wondr BNI, setelah ia dihubungi seseorang yang mengaku sebagai petugas Direktorat Jenderal Pajak.

Kisah bermula dari sebuah panggilan yang datang dengan tawaran “upgrade NPWP”. Sang penelepon meminta Iskandar membeli meterai elektronik seharga Rp10 ribu lewat aplikasi Wondr BNI. Yang terjadi setelahnya adalah mimpi buruk digital.

“Saya sempat melakukan video call dengan orang itu. Saya percaya karena latar belakangnya menunjukkan kantor DJP Tarakan,” ujar Iskandar, Rabu, 30 April 2025. “Namun begitu transaksi dilakukan, aplikasinya mendadak tak bisa diakses,” lanjutnya.

Dalam tempo kurang dari satu jam, rekeningnya terkuras. Jumlahnya fantastis, melebihi batas transaksi harian.

“Limit penarikan harian rekening saya hanya Rp100 juta, tapi ini bisa sampai Rp575 juta dalam satu jam. Tidak masuk akal,” katanya.

Tak satu pun notifikasi masuk ke ponselnya kala transaksi berlangsung. Iskandar menduga, wajahnya yang terekam saat video call digunakan untuk membobol aplikasi, yang dilengkapi fitur pengenal wajah.

“Saya menduga sistem keamanan BNI diretas oleh orang dalam atau pihak yang paham betul soal sistem internal mereka. Ini bukan ulah sembarangan,” lanjutnya.

Ia melaporkan kejadian ini ke Polres Tarakan pada 16 April sebagai dugaan penipuan daring. Kepada BNI, ia mendesak pertanggungjawaban. “Yang saya pertanyakan, bagaimana proteksi dari BNI? Kalau sistemnya bisa dijebol, tentu pihak bank harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Pihak kepolisian masih bersikap hati-hati. “Kami cek dulu ya,” ujar Kasat Reskrim Polres Tarakan, AKP Ridho Pandu Abdilah lewat pesan singkat.

Pimpinan BNI Cabang Tarakan, Ruliansyah, juga menolak buka suara. “Izin saya tidak bisa mengkonfirmasi informasi tentang nasabah. Semua informasi tentang nasabah adalah rahasia,” tuturnya.

Hingga laporan ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari BNI maupun kepolisian terkait perkembangan penyelidikan. Kasus ini menambah panjang daftar warga yang menjadi korban celah keamanan digital perbankan.